Presiden, foto anak, dan hasrat memulai dinasti

Maka ramailah perbincangan di media sosial, termasuk di grup WhatsApp, tentang Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye (44), yang melarang foto dirinya dipajang di kantor-kantor pemerintah.

Benarkah Faye pernah mengatakan demikian? Silakan cari beritanya. Lebih mudah mendapatkan berita dia membubarkan parlemen yang dikuasai oposisi (September 2024).

@trtafrika There has been a viral quote attributed to Senegal’s President Bassirou Diomaye Faye asking his citizens not to hang his presidential portrait. What is the truth about that claim? #Africa #President #bassiroudiomayefaye #africantiktok #quote #presidential #portraits ♬ original sound – TRT Afrika

Kabar lain seorang presiden tak menganjurkan foto dirinya dipajang adalah perihal Volodymyr Zelensky dari Ukraina, saat dilantik (2019).

Katanya di depan para pejabat, “Saya tidak ingin potret saya dipajang di kantor Anda, karena presiden bukanlah ikon atau idola. Gantunglah foto anak-anak Anda di sana dan tataplah mata mereka sebelum mengambil keputusan.”

Di mana pun, setahu saya ada dua jenis foto presiden (dan wakilnya). Pertama: foto resmi kepresidenan untuk dipasang. Kalau di Indonesia dari Sekretariat Negara. Kedua: foto dari pemerintah (misalnya Setkab dan Kantor Komunikasi Kepresidenan) dan hasil jepretan siapa saja, dengan beragam pose dan kostum.

Apa pun jenis fotonya, jika jumlah penduduk suatu negeri amat jauh nian sekali melebihi statistik resmi, berarti tambahan populasi dari foto kepala negara, termasuk dalam uang, mural, kaus, dan arloji.

Tentang pemasangan foto presiden dan wakilnya, ada aturan nya, yakni UU 24/2009. Pemasangan tersebut di kantor-kantor-kantor pemerintah. Untuk tempat tinggal pribadi tak diatur. Untuk warteg dan bengkel juga tak disinggung — pun untuk warung martabak dan pujasera.

Ketika membaca kabar dari Senegal saya membatin, “Jangan-jangan ketika seorang presiden menatap foto anaknya malah ingin memperpanjang masa jabatan atau malah menjadikan anaknya sebagai penerus.”

¬ Foto Faye: AFP