Ada tujuh stiker kiss cut dalam selembar kertas seukuran kartu pos, sebagai bonus nasi porang cap Beeru. Desainnya menurut saya meremaja dan mencewek. Saya membatin, bonus stiker macam ini lebih cocok untuk konsumen usia berapa?
Saya mengandaikan sasaran produk ini adalah orang dewasa, di atas 18 tahun. Namun stiker macam ini tampaknya kurang cocok bagi mereka. Akan ditempelkan di mana: sampul buku, kotak pensil, punggung ponsel, atau apa? Entahlah apakah laptop pating trèmpèl stiker masih musim.
Saya tak tahu kini berapa banyak produk yang membonuskan stiker untuk kepentingan promosional. Di sisi lain kini pemesanan untuk kepentingan komunal lebih murah, cara mendesainnya pun lebih mudah, bahkan sudah ada yang menyediakan templat. Artinya stiker bukan sesuatu yang istimewa.
Pada masa jaya media cetak banyak majalah membonuskan stiker. Ada yang berupa stiker potong berbahan lembaran reflektif. Merek bahan tak harus 3M Scotchlite, namun sering disebut “skotlèt”.
Sampai kini penjual barang besar yang kerap menempelkan stiker, tanpa permisi, adalah diler mobil dan toko film kaca. Enak saja mereka menempelkan logo jenama pada kaca mobil konsumen untuk promosi perusahaan tanpa membayar.
Dulu ada tempat wisata yang suka menempelkan stiker pada kaca belakang mobil keluarga yang berkunjung. Orangtua tak suka tetapi anak-anaknya suka. Akibatnya kaca belakang mobil memuat beberapa stiker tempat wisata. Stiker fungsional tentu masih ada, untuk akses ke kompleks perumahan sipil dan militer. Bahkan ada gereja yang menyediakan stiker macam itu, berupa stiker potong, dengan nomor, demi keamanan parkir.
Kalau di Jogja pada suatu masa stiker yang pernah laku adalah dari diskotek yang berslogan “tempat party separty-partynya“. Mobil dan motor menempeli diri dengan stiker itu. Yang dimaksudkan tentu bukan political parties. Lha mosok cari hiburan ke parpol?
Eh, ada juga stiker keluarga besar korps militer dan polisi. Keluarga besar itu artinya ada keponakan atau paman yang merupakan anggota korps atau malah pensiunan korps. Ormas yang bercitra galak juga punya stiker. Padahal yang jadi anggota belum tentu pemilik mobil.
One Comment
Beberapa kali mendapat bonus stiker, berakhir saya berikan ke anak wedok yang kemudian menempelkannya di botol minum yang telah penuh ditempelin stiker-stiker yang lain.
Kalau dapet stiker yang agak mbois saya tempelkan di kotak peralatan kemping.