Kades Kohod memang top, akan bayar denda Rp48 M

Arsin yang memimpin proyek pagar laut. Dari mana asal modal?

▒ Lama baca < 1 menit

Kades Kohod juragan pagar laut — Blogombal.com

Komedi negeri jemala paduka tiada pernah bersudah, seakan-akan republik diurus dengan santai bahkan cengengesan. Maka Arsin bin Arsip, Kepala Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, dinyatakan bertanggung jawab atas pagar laut sepanjang 30 kilometer lebih itu.

Yang menyatakan Arsin, dan seorang anak buahnya, bersalah adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, yang sempat menyangka pagar laut sebagai tempat budi daya kerang, Arsin akan membayar denda Rp48 miliar. Pak Kades yang dikenal kaya itu diminta bertanggung jawab karena dia yang memimpin pemagaran.

Bagaimana dengan dua perusahaan yang selama ini disebut-sebut ada di belakang pemagaran, yakni PT Intan Agung Makmur dan PT Cahaya Inti Sentosa?

Kata Sakti, alamat kedua perusahaan tersebut belum ditemukan. “Karena memang alamatnya berubah-ubah, kan ada beberapa alamat itu disurati, tapi nggak ketemu gitu,” katanya (¬ Tempo).

Biaya pagar laut diperkirakan Rp15 miliar. Dari mana Arsin dapat duit untuk bikin pagar, apalagi membayar denda setara tiga kali proyek pagar?

Menurut Sekda Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad, pada 2017, “(Penduduk) Desa Kohod pada umumnya, lebih banyak menjadi nelayan dan petani, jumlah penduduknya sekitar 6000 orang, yang miskin 4000 orang. Sedangkan untuk tempat tinggal, rumah yang tidak layak huni mendominasi dari pada yang layak.” (¬ laman Ditjen Bangda Kemendagri, 10/4/2017).

Dalam salah satu pos perihal pagar laut, saya menulis, “Akan lebih konyol jika kemudian ada pihak-pihak yang dikorbankan, sementara dewa di balik bohir tetap aman dan makin jaya.” (¬ arsip, 24/1/2025)

3 Comments

Pemilik Blog Senin 3 Maret 2025 ~ 08.19 Reply

Walah pejabat ngomong semaunya.
Di sisi lain harus kita akui, banyak media enggan melakukan konfirmasi ke pihak seberang karena masalah sumber daya, dari ketersediaan personel sampai biaya liputan. Kalo reporter atau pewarta foto keluar duit duluan blm tentu diganti dgn alasan bukan penugasan khusus

Tinggalkan Balasan