Pertamax, Keduax, Ketigax, lalu apa lagi?

Pertamina harus menjelaskan kenapa kecurangan bisa berlangsung lima tahun.

▒ Lama baca < 1 menit

Korupsi di Pertamina: Pertamax, Keduax, Ketigax, lalu apa lagi? — Blogombal.com

Misalnya komplotan penipu kelas paus — memang sih, paus bukan ikan — terbukti memanipulasikan BBM, sebutan apa yang tepat untuk mereka? Tentu jaksa harus pintar menyusun dakwaan, jangan sampai mereka lolos karena bukti lemah.

Korupsi di Pertamina: Pertamax, Keduax, Ketigax, lalu apa lagi? — Blogombal.com

Harus menyebut apa untuk mereka itu terserah Anda, saya tak patut menganjurkan kata kotor. Tetapi kepala negara telah memberikan contoh, bahkan sebelum terpilih. Maka rakyat boleh meniru dengan yang lebih tak mendidik untuk anak, sambil berharap masih banyak keluarga melarang anak-anaknya sembarangan mengumpat.

Korupsi di Pertamina: Pertamax, Keduax, Ketigax, lalu apa lagi? — Blogombal.com

Angka triliunan rupiah kadung dihubungkan dengan kerepotan pemerintah menganggarkan makan gratis, terlepas dari pro-kontra program tersebut. Eh, mereka selama 2018 — 2023 bisa merugikan pemerintah Rp193,7 triliun.

Pertamina menyangkal terjadi pengoplosan Pertamax (RON 92) dengan Pertalite (RON 90) karena secara prosedural teknis tidak mungkin (¬ BBC Indonesia). Baiklah, tetapi masyarakat perlu penjelasan dua hal. Pertama: bagaimana praktik curang itu, entah oplosan atau apalah, berlangsung? Kedua: mengapa selama lima tahun dibiarkan?

Para tersangka adalah orang-orang sejahtera, hidupnya makmur, apalagi yang partikelir, kenapa masih tamak dengan mengabaikan nurani? Maaf pertanyaan saya bodoh dan naif, jadi silakan Anda abaikan. Semoga nanti hakim atau jaksa menanyakan hal bodoh bin naif itu.

Bagi kalangan pengacara, ini kesempatan untuk menambahkan portfolio dan uang. Sayang kalau dilewatkan. Kecuali para tersangka ogah atau sulit mendapatkan advokat sehingga negara yang akan menyediakannya secara percuma atau pro bono.

¬ Ilustrasi: Tribun Network

Memberantas bulu tanpa pandang korupsi — Blogombal.com

2 Comments

Nohirara Swadayana Rabu 26 Februari 2025 ~ 22.34 Reply

Kurang lebih sudah setahun terakhir saya beralih ke BP, karena alasan utama (dan awalnya) adalah dekat dari rumah apabila dibandingkan dengan Pertamina.

Namun, setelah kasus ini mencuat, saya semakin memantapkan diri untuk menghindari pom bensin plat merah. Kalau di luar kota dan dalam perjalanan, mau tidak mau harus Pertamina jika tak ada opsi lain.

Pemilik Blog Kamis 27 Februari 2025 ~ 09.23 Reply

Yeah, komplotan itu merusak bisnis dalam kepercayaan konsumen. Biadab mereka itu

Tinggalkan Balasan