Di Mal Layanan Publik (MPP) Kobek, Jabar, ada sudut untuk ngopi. Namanya Coffee Corner. Harus berbahasa Inggris padahal ini layanan pemerintah, bukan swasta. Bukankah BUMN sering menamai produk dan layanan dalam bahasa Inggris? Karena BUMN tak beda dari korporasi umumnya. Aplikasi layanan perbankan daring Mandiri bernama Livin’ by Mandiri, untuk kartu prabayar bernama e-Money.
Yah, jas bekaus Éngglés is kerèn èn ngurban, dud. Soal kepercayaan diri dalam berbahasa untuk menamai sesuatu, terutama di lingkungan pemerintah, jangan meniru Malaysia. Nyatanya dalam keseharian tak semua orang berbahasa Melayu.
Maka di MPP selain Coffee Corner juga ada Charger Station untuk mengecas ponsel. Charger atau charging? Nggak penting. Pokoknya orang paham. Kalau bernama Tempat Pengecasan Ponsel akan terlalu panjang, boros karakter. Namun kalau Tempat Ngecas akan berkesan kurang formal. Ada solusi visual sih: memasang ikon besar pengisian daya baterai. Saya mengandaikan mayoritas pengunjung adalah orang di bawah 60 tahun.
Lalu adakah bubuk kopi dan air panas tersedia di sana? Ada dispenser namun tidak saya cek. Adapun bubuk kopi, misalnya berupa saset seperti di ruang tunggu bengkel mobil, tidak ada. Mungkin akibat pengetatan anggaran.
Apakah kantor layanan pemerintah harus menyediakan air putih dan kopi? Untuk kopi dan teh bagi saya tidak harus. Publik lebih membutuhkan layanan cepat. Dan terbukti urusan perpanjangan SIM sangat lekas, cuma 45 menit. Misalnya kopi gratis tersedia pun mungkin orang tak berminat karena urusan cepat beres.
Lalu kenapa bernama mal? Selera bahasa. Kalau menggunakan kata plaza akan berkesan masa lalu. Padahal plaza mulanya berarti alun-alun dan pelataran luas, ada yang berundak tak terjal, semacam pelevelan.
Plaza dari bahasa Latin platea, artinya tempat namun juga jalan lebar dengan banyak gedung. Akhirnya plaza juga berarti pusat kegiatan ekonomi terpadu. Hal serupa terjadi pada kata mall sampai akhirnya muncul sebutan shopping mall. Namun jangan berharap akan Anda temui istilah “mal perbelanjaan” dalam berita karena tak hemat kata. Dalam makalah? Entah.