Menunggu KBBI memuat lema ndasmu

Kamus yang baik memuat semua kata, termasuk makian yang bahkan arkais.

▒ Lama baca < 1 menit

Arti daripada ndasmu adalah mustaka Panjenengan — Blogombal.com

Kelak mestinya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat entri atau lema “ndasmu”. Kamus yang baik menghimpun semua kata, termasuk kata-kata yang tak sopan. Info itu ditambahkan dengan penanda.

Dalam bahasa Indonesia, ndasmu cukup ditulis begitu. Dalam bahasa Jawa, sebagai sumber serapan kata termaksud, ditulis êndhas dengan “d” (dha, ) terlafalkan tegas, tak seperti “d” (da, ) yang lunak. Artinya kepala, namun biasanya ditujukan untuk sato kéwan. Untuk manusia, jalma, sebutannya adalah sirah. Sedangkan yang lebih halus adalah mustaka.

Jadi, kalau meng-ndas-kan lawan bicara, yang sebagai orang kedua diwakili kata ganti “mu”, itu bagaimana? Silakan Anda simpulkan sendiri. Hanya dalam dagelan orang Jawa memaki lawan bicara dengan kata-kata halus “mustaka panjenengan“.

Setiap bahasa — maksud saya: banyak bahasa yang bertambun kosakata — mengenal kata kasar termasuk umpatan. Maka saya ingin KBBI juga memuat semua kata kasar. Kata keparat (dari kafir), jahanam, bajingan, dan (maaf) anak sundal sudah masuk dalam kelompok ragam kata kasar di KBBI, dengan penanda “kas” di depan arti sebuah kata.

Akan tetapi lema “busyet” belum masuk karena yang baku memang “buset”. Entahlah apakah “pale” — baca: palé (menyingkat kepala) — yang menyerap logat Betawi, juga layak masuk. Maksud saya jika kata itu dirangkaikan dengan peang yang dalam KBBI tak berkonotasi negatif. Pale lu peang, atau pale lu pea’, jelas tak sopan, apalagi jika diucapkan oleh seorang seleb untuk menegur anak yang tak dia kenal melalui video di media sosial. Tetapi mungkin si seleb mengikuti junjungannya.

Tadi saya sebut banyak bahasa mengenal kata kasar. Namun kita kita juga tahu, sesuai latar dan situasi percakapan, kata makian belum tentu untuk memprovokasi lawan bicara agar marah sehingga ada alasan untuk berkelahi. Makian juga muncul dalam suasana akrab. Bahkan di Yogyakarta dulu muncul jenama produk grafis Dagadu yang berarti matamu.

Lalu jika dalam sebuah persamuhan akbar suatu partai pekan lalu ada pemimpin seolah berbisik “ndasmu” di depan mikrofon, lebih dari sekali, namun terdengar hadirin, apakah itu termasuk kelakar yang patut? Anda yang menilai. Tahun lalu orang yang sama juga mengucapkan kata itu.

Arti daripada ndasmu adalah mustaka Panjenengan — Blogombal.com

Kembali ke urusan KBBI, Juni 2024 Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, menyatakan di DPR lembaganya menargetkan tahun itu bertambah 80.000 lema sehingga KBBI akan memuat 200.000 lema (¬ berita kementerian).

Saya belum tahu apakah anggaran pengayaan lema 2025 terkena pemangkasan ranting biaya. Jika ya, mungkin ndasmu takkan terangkut.

¬ Ikon diambil dari svg icons di bawah lisensi CC BY 4.0

2 Comments

Tinggalkan Balasan