Waduh! Gimana gitu, demonstrasi mahasiswa bertema Indonesia Gelap kok bawa tahi sapi untuk dihadiahkan ke DPRD Jateng, hari ini (18/2025) di Semarang. Karena saking marahnya mereka terhadap pemerintah.
Saya membayangkan polisi yang menghadapi demonstran mengumpat, “Kakèk’ané! Demo kok nggowo thléthong sapi!” Demo kok bawa tahi sapi.
Lalu temannya menimpali, “Trang rak énak, ish! Nèk demo mbok sing nggenah ngono lho!” Nggak enak nih! Kalau demo yang bener, gitu lho.
Teman satunya menyergah, “Kandhani okkk!” Artinya, I told you gaya Semarangan. Namun teman lain bilang, “Kapan kowé ngandhani? Rasah ngarang!“
Adapun petugas kebersihan cuma uring-uringan, “Dhéwé rak tau ngurusi thléthong ning ndalan. Jaman Jangli ana dhokar jaréné rak ono thléthong jaran, okk!” Intinya mereka tak pernah menemui kotoran kuda.
Lantas sejawatnya bilang, “Iki mesthi mahasiswa peternakan nèk ora mahasiswa kedokteran, Ndhès! Soalé wani nggowo tahi sapi!“
Ternyata mahasiswa berdemonstrasi membawa tahi sapi ini bukan yang pertama. Di Kendari, Sultra, pernah terjadi, di Mapolda(¬ CNN Indonesia, 28/10/2019). Bahkan ada polisi tertimpuk tahi sapi.
Menurut berita tersebut, di lokasi demo,”[…] bau kotoran sapi bersaing dengan bekas tembakan gas air mata.”
Pun terlaporkan, “Kotoran sapi itu terlihat dibungkus dengan plastik bening dan berserakan di sekitar Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, lokasi bentrokan antara mahasiswa dan polisi.”
2 Comments
Lha ya itu. Meski pake plastik, habis itu cuci tangan di mana? 🙈🙈🙈
Walahhh kebayang baunya.. 😷😷