Pradnyaparamita adalah sosok wanita cantik yang sebagai arca merupakan perwujudan Ken Dedes, permaisuri dari Ken Arok, raja Singasari pada abad XIII. Itulah yang dikatakan guru SD saya dulu. Dalam buku sejarah waktu itu, gambarnya tidak tajam, namun masih menampilkan kecantikan.
Saat itu di rumah ada buku sejarah, saya lupa judulnya, gambar arca Pradnyaparamita lebih jelas. Saya waktu itu berkesimpulan, orang Jawa Kuno dan India itu sama. Arca Rara Jonggrang juga mirip wanita India.
Kemarin saya lihat di X, akun Jorgiana Au. (@jorgianaaa) menampilkan arca Pradnyaparamita yang dia sebut hasil jepretan sendiri. Saya terkesan.
I mean, LOOK AT THE DETAILS ANJIR.
Hidungnya masih mancung, kukunya masih lentik, ornamennya masih lengkap, dan batiknya masih TEGAS.
Orang mah ngebatik di kain, ini malah ngebatik di BATU. Mana awet selama ratusan tahun pula. INSANE CRAFTMANSHIP.
Kayak baru dipahat kemaren 😭 pic.twitter.com/qDAmFCIm6g
— Jorgiana Au. (@jorgianaaa) February 14, 2025
Perihal ejaan nama sang arca, yang paling simpel adalah Pradnyaparamita. Ada pula Prajna Paramita. Adapun versi aksara Latin yang secara studi kesejarahan diterima luas adalah Prajñāpāramitā. Apakah dia adalah Ken Dedes? Ternyata bukan. Sila simak sosok sang arca dalam Historia (2023).
Nama Pradnyaparamita sebagai Pradnya Paramita yang saya kenal sejak SD adalah nama penerbit buku. Sayang salah satu buku produk penerbit itu belum saya temukan, padahal saya ingin memotret logonya. Penerbit yang merupakan BUMN, hasil penggabungan tiga penerbit warisan Hindia Belanda, lalu digabungkan Balai Pustaka, itu sudah tamat pada 2004.
Dalam cuitannya, Jorgiana mengatakan:
Gaesss, yang minta versi HD nanti aku kasih yaa compilenyaa + mentahannyaa.
Tapi syaratnya: Hanya boleh untuk penyebaran ilmu pengetahuan, tidak boleh dipakai untuk tujuan komersil.Jika ingin digunakan utk tujuan komersil, bilang dulu ke aku secara pribadi. Terima kasih🙏
— Jorgiana Au. (@jorgianaaa) February 15, 2025
Nah, itu yang penting. Saya waswas akan ada yang asal main embat dengan mengabaikan atribusi karena berprinsip semua konten yang ada internet itu boleh diambil gratis tanpa tata krama.
Anda mungkin bertanya, kalau media berita, dan situs entah apa saja, yang iklannya berjejal di layar dan mengganjal mata pembaca itu termasuk komersial atau bukan?