Hanjuang ti andong, namamu

Andong dan andhong itu berbeda. Andong itu pembatas halaman. Kalau Andhong adalah kereta kuda.

▒ Lama baca < 1 menit

Hanjuang ti andong, namamu — Blogombal.com

Tersebab harus menepi, karena saat berjalan kaki di ruas pendek jalan yang pada masing-masing ujung dan pengkalnya berupa tikungan itu saya bersua oto, maka saya sempat memperhatikan gerumbul itu. Ada daun merah kapisa atau mungkin kirmizi di kerimbunan daun hijau.

Lalu saya berhenti. Memotretnya. Dan malanjutkan perjalanan. Tanpa tergesa. Karena saya belum dapat bergegas. Setiba di rumah saya mencari tahu melalui Google Lens dan Picture This, itu daun apa. Ternyata Cordyline fruticosa.

Hanjuang ti andong, namamu — Blogombal.com

Tentu nama botanis Latin asing bagi saya. Lalu saya mencari tahu lagi. Ternyata itu tanaman ti. Ini juga asing. Penelusuran selanjutnya saya beroleh hasil bahwa itu hanjuang.

Oh, saya teringat majalah berbahasa Sunda Handjuang, dulu sering saya lihat iklan terbitnya di koran Bandung Pikiran Rakyat (PR), namun saya lupa masih Handjuang ataukah sudah Hanjuang, dengan EYD. Majalah Sunda lain yang beriklan di PR adalah Manglé dengan pengingat parantos medal — kalau majalah Jawa ada yang sampun kababar . Kemudian ternyata ada majalah Hanjuang Bodas terbitan Bogor, Jabar, dengan sampul lebih meriah.

Selain ti dan hanjuang, ada pula andong. Aha! Ini sebutan dalam bahasa Jawa, dengan “d” lunak (ꦢ), yang berbeda dari andhong, dengan “d” tegas (ꦝ), yakni kereta berdua kuda dengan empat roda. Akhirnya andhong Yogyakarta banyak yang berkuda tunggal karena harga kuda dan perawatannya kian mahal.

Andong mengingatkan nama jalan sepanjang 1,8 km di Salatiga, Jateng, tempat rumah keluarga saya dulu beralamat hampir seperempat abad, lalu kembali ke Yogyakarta. Jalan itu kemudian berganti nama Osa Maliki, seorang tokoh PNI kelahiran Padalarang, Bandung Barat (1907), yang meninggal di Salatiga (1969), dalam Kongres GMNI. Di Indonesia setahu saya Jalan Osa Maliki hanya ada di Salatiga.

Andong, sebagai nama jalan, menemani jalan lain di Salatiga yang jejak toponimisnya dari vegetasi: johar, seruni, dan kemuning. Nama tumbuhan memang sering jadi nama jalan dan kampung, maka di Jakarta ada menteng dan bintaro. Adapun rumah keluarga saya yang di Yogyakarta ada di Kepuh, Klitren Lor, Gondokusuman.

Lalu andong sebagai hanjuang dan ti untuk apa? Ya, pemerian sejumlah rujukan itu benar: untuk tanaman pembatas pekarangan. Zaman dahulu, terutama di kampung, pembatas lahan, termasuk pelataran dan kebun, bisa berupa pagar hidup. Tak perlu pagar bambu apalagi tembok. Sejumlah rujukan menyebut hanjuang merah bisa menjadi obat herbal.

¬ Foto majalah Handjuang: Sundadigi Unpad; majalah Hanjuang Bodas: Wikimedia Commons

Nama-nama warna dalam bahasa Indonesia — Blogombal.com

4 Comments

Junianto Minggu 16 Februari 2025 ~ 07.51 Reply

Di Solo selain andhong juga ada dhokar — beroda dua, ditarik satu kuda. Sekarang sudah langka semua.

Pemilik Blog Minggu 16 Februari 2025 ~ 11.40 Reply

Di Salatiga ada dokar, dua roda, mayoritas diameternya besar, mungkin 1 meter, ada juga yang berdiameter
seukuran roda 15″—16″.

Nah, sado dokar pendek eh delman ini secara temporer muncul di kompleks saya, untuk anak-anak.

Mengurusi kereta kuda itu mahal karena harga kuda dan perawatannya.

Sampai akhir abad lalu, sebagian delman Monas itu dari Jalan Raya Bogor, Jaktim.

@sandalian Sabtu 15 Februari 2025 ~ 14.45 Reply

Oh ini tanaman andong.. Setelah pulang dari naik gunung, anak saya bercerita bahwa Gunung Andong diberi nama sesuai dengan nama tanaman ini.

Pemilik Blog Minggu 16 Februari 2025 ~ 00.12 Reply

Wah putri Mas Sandalian sudah naik gunung ya 👍💐
Iya, Gunung Andong, bukan Gunung Andhong. Di Ngablak, dekat Kopeng.

Tinggalkan Balasan