Tuan Zarof dan khasiat masker

Meskipun sehat dan tak ada Covid-19, para koruptor suka bermasker agar arsip fotonya kurang jelas.

▒ Lama baca < 1 menit

Makelar perkara Mahkamah Agung, Zarof Ricar, menyembunyikan sebagian wajah — Blogombal.com

Para tersangka koruptor , dan kemudian terdakwa tindak pidana korupsi, pasti berterima kasih kepada masker kesehatan dan adabnya. Itulah alat murah yang sejak sebelum Covid-19 telah menyelamatkan wajah utuh mereka dalam dokumentasi foto jurnalistik.

Maka gaya Dr. Zarof Ricar (63), bekas pejabat pendidikan Mahkamah Agung dengan jabatan tak resmi sebagai makelar perkara, yang didakwa menerima suap Rp915 miliar dan 51 kilogram emas — tetapi soal pencucian uang tak direken jaksa — dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta (10/2/2025), itu lumrah. Gaya dia meniru terdakwa lain. Bermasker.

Tuan Zarof Ricar yang hebat sakti mandraguna

Ya, bermasker untuk menutupi sebagian wajah. Supaya saat kamera awak media merekam tampangnya hanya tertampak sebagian. Arsip wajah koruptor dalam berita korupsi hanya akan menampilkan foto lama yang tampak gagah, dan semoga berwibawa, karena laku busuknya nan hina belum terungkap. Hal ini berlaku untuk Tuan Zarof, sang produser eksekutif film Sang Pengadil.

Tadi saya sebut masker kesehatan dan adabnya. Yang saya maksudkan dalam hal ini etiket kesehatan masyarakat. Di luar situasi pandemi Covid-19, sudah lazim jika orang yang sedang flu memakai masker, agar tak menulari orang lain. Pun bagi orang sehat, juga berhak bermasker saat berada dalam kerumunan maupun dalam kungkungan udara polutif.

Tuan guru di MA, Dr Zarof Ricar, dicokok Kejagung — Blogombal.com
WAJAH | Tuan Dr. Zarof Ricar tanpa masker saat dicokok petugas Kejaksaan Agung (25/10/2024) — Foto: Humas Kejagung

Untuk koruptor, misalnya tidak sedang flu, batuk, atau pilek? Mereka juga merasa berhak, tetapi untuk menyembunyikan sebagian wajah.

Sayang, setahu saya, belum ada celah hukum yang membenarkan ekspos di KPK dan sidang pengadilan, pun Kejaksaan Agung, untuk memerintahkan tersangka dan terdakwa menghadap kamera awak media dengan tegak, sonder masker, jika perlu ditopang penyangga dagu secara paksa, selama sepuluh detik. Atau, batasan waktunya sampai semua pengguna kamera, siapa pun mereka, telah keluar dari ruangan atas kehendak sendiri.

Buku untuk para warga Mahkamah Agung karya Zarof Ricar — Blogombal.com

Para koruptor mengenakan masker itu sebenarnya menyampaikan pesan simbolis bahwa dirinya malu. Ada (sejumput) rasa bersalah karena akhirnya korupsi mereka terbongkar, padahal sudah sedapat mungkin mengamankan dari dari jerat hukum. Namun mereka ogah dipermalukan secara nasional. Celakanya masyarakat menenggang masker mereka.

Jika menyangkut korupsi dari barisan penegak hukum, para pelaku telah mencemarkan korpsnya. Mereka pengkhianat. Apalagi bagi rakyat yang mengimpikan keadilan. Mimpi itu lebih parah daripada berharap.

Buku hebat karangan Tuan Zarof Ricar — Blogombal.com

¬ Foto: Kompas

Pemutakhiran Rabu (12/2/2025, 13.09):

Foto Zarof sebagai saksi dalam sidang kasus lain (11/2/2025) di media banyak yang tak bermasker, misalnya dalam Tribunnews.com (11/2/2025, 19.51).

Calo perkara Tuan Dr Zarof Ricar — Blogombal.com

Tinggalkan Balasan