Saya baru menyadari sore kemarin sehabis hujan, pagar rumah di pengkolan itu ditancapi cangkang telur. Saya kurang hirau padahal sering lewat sana.
Kemarin sore mulanya saya tertarik memotret ixora atau ishwara alias soka putih di luar pagar. Setelah mendongak, untuk mencari tahu adakah kamera CCTV, saya melihat di setiap ujung tombak pagar ada kulit telur ayam bertengger. Kalau ada kamera saya akan melambaikan tangan, menunjuk objek yang saya foto, kemudian mengatupkan kedua tangan di depan dada.
Cangkang telur untuk menghiasi tanaman di halaman adalah cara lama, masih ada sampai tahun 1970-an. Saya pernah memotret warisan gaya lawasan itu pada 2018, di halaman sebuah rumah di Cepiring, Kendal, Jateng, dekat Kali Bodri, di tepi bekas jalan warisan kerja paksa Daendels.
Perihal cangkang telur untuk pagar rumah, saya baru tahu kemarin. Saya belum pernah melihatnya di tempat lain. Siapa yang memasang, anak-anak ataukah orang dewasa dalam rumah itu? Saya tak mencari tahu. Ingin menanya namun saya tak mengenal penghuni rumah itu maupun tetangganya.
Saya tak tahu akan bertahan berapa lama cangkang telur di udara terbuka. Kesan saya sih benda lonjong itu awet. Namun lebih awet cangkang matang atau mentah, saya belum mencari tahu. Dari pencarian info tentang cangkang telur ayam, saya menemukan artikel pemanfaatannya di Sajian Sedap (2022). Kulit telur bisa untuk mencuci alat dapur hingga hingga penguat tanaman.
- Tanaman ular berbuah telur ayam: Ini warisan zaman susah, ketika ayam petelur belum lumrah, sehingga telur ayam jadi barang mewah yang laik pamer.