Seorang ibu tertawa saat mendapat kantong-kantong plastik dengan penguncian tekan. Ukuran plastik dengan lajur klip itu 3×5 cm. Padahal putrinya membeli itu untuk mewadahi sambal dan saus tomat penyerta dimsum yang dia kulak untuk dijual lagi. Pasfoto yang mudah dimasukkan tentu seprangko, 2×3 cm, takkan sesak.
“Lha gimana ini cara masukin sambel sama saus? Pake sendok susah, pake corong apa ada ukuran sekecil ini? Lagian berapa banyak yang bisa masuk?” si ibu bertanya. Putrinya cengar-cengir.
Lantas si ibu memberikan solusi, “Udah mepet waktunya, kita beli sambel sama saus sasetan, merek apa aja, sedapetnya.”
Setelah sambal dan saus saset diperoleh, tampaklah ukurannya lebih besar dari kantong plastik wadah pasfoto itu. Ibu dan anak itu pun tertawa.
Kata ibu itu, “Namanya juga belajar. Setiap orang pernah kesandung soalnya belum tahu.”
Setelah mendapatkan cerita itu, dan melihat barang bukti, lalu iseng mendokumentasikannya, saya malah terkesan oleh hal lain. Tertulis dalam kemasan: plastik cetik. Kebetulan mereknga C-tik. Saya cek di lokapasar, sebutannya memang plastik cetik, kadang ditambahi kata “zip”.
Selalu ada hal baru. Juga bagi orang setua saya. Tentu saya bersyukur karena bertambah pengetahuan. Mungkin itu sepele bagi Anda. Cuma istilah saja. Ya cetik itu. Masyarakat selalu memperkaya bahasa. Belum tentu orang tua sanggup menyesuaikan diri.
2 Comments
Saya mengenalinya sebagai “plastik klip”, baru kali ini membaca tentang “plastik cetik”.
Memang selalu ada yang baru di dalam pengetahuan manusia.
Mungkin karena bunyinys cetik 😇