Karmila dulu dimesrai saat berusia 11, kini setelah 17

Lagu "Karmila" Farid Hardja muncul sebelum ada UU Perlindungan Anak. Pria 27 tahun mencumbu cewek 11 tahun.

▒ Lama baca < 1 menit

Dalam lagu Karmila, Farid Hardja mencumbu gadis 11 tahun — Blogombal.com

Mendengar versi ori lagu “Karmila” (1977) oleh Farid Hardja (1960—1998), yang intronya mirip “Peace of Mind” (Boston), dulu saya jengah. Seorang pria dewasa mencumbu gadis kecil sebelas tahun. Farid saat itu 27. Itu jelas bukan pacaran cinta monyet yang dengan bertatap muka dan berpegangan tangan sudah merasa melayang sampai pelangi.

Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama
dan kucumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita
Kau berulang tahun, kutuang minuman ke dalam gelas
pada saat itu kutahu usiamu baru sebelas

Dalam Karmila, Kadri Mohammad memacari remaja 17 tahun, bukan 11 tahun — Blogombal.com

Dalam “Karmila” (Juli, 2024) versi Kadri Mohammad, pengacara sekaligus rocker (atau sebaliknya), usia si gadis dalam lirik sudah direvisi menjadi “tututujuhbelas”. Menurut UU Pelindungan Anak dan UU HAM, di bawah 18 tahun itu masih tergolong anak, belum dewasa.

Baiklah usia 17 berpacaran itu biasa. Komik roman zaman dulu, novel pop, hingga film remaja hari ini punya kisah itu. Romansa yang tertampilkan tak mengarah ke lirik Farid. Kadri (61) mengemas ulang sambil membayangkan keriangan semasa remaja.

Saya tertarik membahas “Karmila” justru karena baru tahu Kadri meng-cover lagu itu setelah saya menengok single baru “Bareh Solok” (Desember, 2024), lagu Minang karya Nuskan Sjarif (1935—2007).

Karmila, yang menjadi judul lagu Farid, saat itu dalam benak khalayak identik dengan nama tokoh dalam novel Marga T. (1943—2023), Karmila, yang mulanya menjadi cerber di Kompas.

Kemudian cerber dibukukan dengan judul sama (Gramedia Pustaka Utama, 1973), dan difilmkan bertajuk Karmila (Ani Prijono, 1974), serta dr Karmila (Nico Pelamonia, 1981), dan akhirnya serial televisi Karmila (Indosiar, 1997—1998).

¬ Foto kaset Farid: Sulistyono90 Tokopedia; Foto Kadri: @KadriJimmo X

2 Comments

Junianto Minggu 19 Januari 2025 ~ 12.59 Reply

Seingat saya Farid Hardja kemudian merevisi baru sebelas menjadi tujuhbelas, setelah muncul banyak kritik. Tapi mungkin ingatan saya salah.

Pemilik Blog Senin 20 Januari 2025 ~ 00.09 Reply

Mungkin setelah rekam ulang ganti label, salah satunya dengan Gema Nada Pertiwi. Versi legal untuk streaming lagu Farid adalah rekaman ulang, serupa lagu Koes Plus, di Spotify dan lainnya. Versi audio asli, namun ilegal, ada di pengunggah perorangan, spt lagu Farid yang saya lampirkan.

Salah satu penyebab tdk bisa rilis ulang album lama adalah sistem beli putus (flat), sehingga artis hrs merekam ulang.

Tinggalkan Balasan