Pekan lalu sempat ramai di X, banyak akun mengomentari seorang polwan yang berubah wajah, menjadi cantik seperti artis Korea. Dagunya menjadi runcing. Kulit Wajahnya terang berkilau. Warganet menyoal dari mana biaya operasi plastik. Saya tak mengangkut cuitan ke blog ini, takut dianggap ikut melakukan perisakan padahal duduk soal belum jelas.
Kebetulan laman berita internasional koran Kompas mengangkat tren bedah kosmetik oleh orang mancanegara ke Iran, Emirat Arab, Lebanon, dan Turki. Perbandingan perempuan dan pria 9:1.
Menurut Otoritas Kesehatan Dubai (DHA), UEA punya dokter bedah kosmetik per kapita tertinggi di kawasan, 50 dokter untuk satu juta orang. Tahun lalu, prosedur kosmetik yang paling populer adalah filler bibir, sedot lemak, microneedling, dan suntik botoks. Sedangkan menurut Emirates News Agency (WAM), Dubai menerima lebih dari 691.000 orang untuk wisata medis pada 2023.
Selain UEA, pasar bedah kosmetik juga tumbuh di Arab Saudi. Menurut Astute Analytica, pasar bedah kosmetik Saudi mencapai valuasi 789,9 juta USD (12,8 triliun IDR) pada 2023.
Saya membatin, orang bukan hanya ingin berubah menjadi cantik tetapi juga kalau sudah cantik bertambah cantik. Kata cantik boleh Anda ganti ganteng. Apakah sepasang pria dan perempuan berwajah baru akan punya anak cantik dan tampan, silakan menanya ahli genetika.
Bagaimana peta bisnis kecantikan di Timteng 2024 silakan baca laporan Beauty Matter, ada berkas PDF siap unduh. Di sana, merujuk Euromonitor International, ada proyeksi 2025: pasar kosmetik Timteng dan Afrika Utara akan mencapai 60 miliar USD (979 triliun IDR).
Tetapi laporan tersebut mengutip Bibi Ghalaie, pendiri Doctor Bibi Clinic di Inggris, bahwa generasi Z mulai ingin mempertahankan kecantikan alami.
Lalu mengapa perempuan Timteng seperti sangat bergairah mempercantik diri? Ghalaie berpendapat, sebagian karena perempuan Timur Tengah mengalami masa pemberdayaan dan mulai mendapat rasa hormat dan pertimbangan terkait peran mereka di masyarakat.