“Bukan keren tapi ngeri ya, Oom,” kata Tita Kapstok, mengomentari pembukaan data Tesla Cybertruck milik Matthew Alan Livelsberger, yang meledakkan mobilnya di Las Vegas.
Anak buah Elon Musk segera menghimpun data mobil listrik itu, dari rute pergerakan hingga lokasi SPKLU, lalu menyerahkannya kepada polisi.
“Oom, kalo di Indonesia apa ada jaminan, pihak di luar penegak dapat mengakakses data itu?” tanya Tita.
Kamso, nyengir.
“Gimana Oom?” Pardi Mercury nimbrung.
“Kalo pengamanan data lemah, gampang di-hack. Misalnya nggak di-hack, kasus General Motors di Amrik menjual data pemilik mobil bikinannya ke perusahaan asuransi bisa terjadi di sini. IoT dengan sinkronisasi membuat kita kehilangan privasi, makanya jangan beli kulkas cerdas,” sahut Kamso.
“Pembocoran data itu moral hazard. Kayak karyawan Tesla bocorin video pemilik mobil yang telanjang dalam mobilnya,” kata Tita.
“Tapi tanpa isu mobil memata-matai pemiliknya, di sini nomor sasis dan mesin bisa jadi petunjuk awal. Butuh skill untuk merusak nomor biar susah dibaca oleh alat forensik. Kalo nyangkut produk digital yang dilindungi produsen, kan bisa pake cara FBI membobol iPhone, nyewa perusahaan Israel,” kata Kamso.
Ditemani kacang rebus dan teh sore, mereka ngobrol. Tita menyayangkan pemilik ponsel yang langsung menyetujui syarat penyedia aplikasi tanpa membaca. Lalu daftar kontaknya bocor dan jadi sasaran teror penyedia pinjol.
Soal data di lokapasar, juga BPJS, mereka bahas. Yang jadi masalah tentu perlindungan data pribadi: adakah tajinya, lalu bagaimana peraturan pelaksanaannya. Pemerintah saja gagal mengamankan data di pihaknya, lalu rakyat bisa apa?
“Bisa nggak sih Oom, kita nggak terdata di sistem apa pun?” tanya Pardi.
Kamso tertawa.
Tita menyergah, “Misalnya data elu nggak ada di Dukcapil, dan elu hidup di hutan, lalu kamera drone iseng motret elu yang lagi mandi di kali, ngirim tampang elu, termasuk iris mata, buat dicocokin ke foto elu di tempat lain, gimana? Apalagi kalo drone nembak pake jarum ada benang nya, ngambil sampel darah elu buat uji DNA. No place to hide.”
“Di hutan, gua nggak bakalan mandi di kali,” jawab Pardi.
“Tapi elu nginjek camera trap buat binatang yang terancam punah,” sahut Tita.
Kamso menutup obrolan ngaco, “Dulu George Orwell punya ungkapan big brother is watching you. Hari ini orang iseng sampai orang jahat are watching you.”
¬ Hak cipta Tesla Cybertruck meledak belum dipastikan