“Gila!” Ibu berujar kepada tokek di langit-langit yang tidak tahu menahu.
“Para pembunuh itu sekarang mau jadi presiden!”
¬ Seno Gumira Ajidarma, dalam cerpen Ibu yang Anaknya Diculik Itu, pertama kali dimuat dalam Kompas Minggu, 16 November 1998 2008, lalu salinannya ada di laman blog Dunia Sukab. Naskah itu kemudian menjadi monolog dalam buku Tiga Drama (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Oktober 2024).
Catatan tentang HAM Indonesia hari ini, lihat artikel Asvi Warman Adam di Kompas (Senin, 9/9/2024). Gambar artikel yang lebih besar ada di sini dan sana.
Diskusi tentang buku Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998 (Muhidin M. Dahlan, Yogyakarta: I:boekoe, Januari 2024), silakan tengok laman Goodreads.com.
Saya memohon maaf kepada para pihak yang berkepentingan dengan hak atas kekayaan intelektual, karena blog nirlaba ini telah memuat karya pihak lain tanpa permisi. Terima kasih. Tabik.
¬ Gambar praolah: Unsplash, gratis untuk digunakan di bawah Lisensi Unsplash
Ralat 10/12/2024 18.54: Ada koreksi dari Mas Seno, yang benar tahun 2008, bukan 1998. Maaf 🙏
- 10 Desember: Hari HAM Sedunia dan ingatlah penculikan | Kata nyanyian anak, mawar melati semuanya indah. Tetapi bagaimana dengan mawar belati?
4 Comments
Sampai kapan Indonesia menjadi kumpulan masalah yang tidak selesai :(
Sampai selewat Indonesia Emas 2045. Sudah lewat jauh gitu 🙈
Indonesia (C)emas kayaknya…
Waduh, piyé iki? 🙈💐💯