Alami saja. Ada tanaman berdaun lebar yang selalu minta diteduhi dalam kelembapan cukup. Ada juga tanaman lain yang selalu mendamba sapaan sinar mentari pagi. Daun jemani dalam foto itu memiliki belang terbakar.
Desember ini Matahari — dengan M kapital sebagai nama bintang, seperti halnya Bumi dengan B besar sebagai nama planet — berada di selatan khatulistiwa. Maka Natal di Australia dirayakan dalam musim panas yang berlangsung Desember—Februari. Namun jika menyangkut jemani, saat Matahari di selatan, berarti dia diterpa sinar Sang Bintang Terbesar dalam tata surya kita.
Ketika sang surya di utara, tanaman di depan teras selalu terteduhi oleh bayangan bangunan rumah saya, sehingga mestinya lebih sehat, tak ada jejak tersengat panas. Mestinya? Ya. Nyatanya tetap ada yang hangus dan kepanasan lalu layu.
Baiklah saya akui, saya tak dapat merawat tanaman. Mestinya dengan akal, naluri, dan pengetahuan manusia dapat merawat tanaman sederhana dengan menyiasati cuaca dan iklim. Namun dalam diri saya hal itu tak terjadi. Padahal panduan di internet berlimpah. Aplikasi ponsel untuk mendiagnosis kesehatan tanaman dan langkah perawatannya pun ada.
Tingkat minat maupun hasrat setiap manusia untuk belajar sesuatu itu berbeda-beda. Kadang dimunculkan pula soal bakat. Tetapi bukankah dengan demikian kehidupan ini kaya karena beragam, sehingga manusia dapat saling melengkapi?