Kartun karya Mice ini memang tak menjelaskan itu siapa, gambar orang di dalamnya juga tak mengarah kepada seseorang. Namun Anda segera tahu siapakah yang dia maksudkan karena kasusnya pekan lalu hangat.
Tetapi lima tahun lagi, oh mungkin tak selama itu, ketika Anda menemukan kartun yang dimuat di Kompas Minggu (8/12/2024) ini mungkin Anda harus memeras ingatan, ini soal siapa dalam kasus yang mana ya? Di edisi termaksud, Kompas tak menuliskan kasus itu, begitu pula sejak awal persoalannya mencuat.
Meskipun demikian, lima tahun mendatang, kasus yang hari ini masih tersisa aktualitasnya tetap nyambung karena bersifat universal. Siapa pun pelakunya dalam gambar, meminta maaf karena desakan pejabat dan publik bisa berlaku pada siapa pun, termasuk kita.
Pelibatan ponsel dalam bingkai kedua itu amat kontekstual. Hampir semua informasi kita peroleh dari ponsel, terutama dari hasil amplifikasi peristiwa oleh perorangan yang menyebar lintas platform. Benar tidaknya suatu info itu menyusul.
Dalam kasus yang saya anggap disindir oleh Mice ini, si pelaku meminta maaf setelah kasusnya menjadi viral di media sosial. Padahal terkabarkan, peristiwanya terjadi November lalu, dan tersiar luas awal Desember ini.
Lalu akankah kartun editorial terkubur dalam belukar teks? Tidak, jika menyangkut dunia digital. Judul dan “alt text” (¬ lihat: Revou) akan diendus oleh mesin pencari. Coba Anda klik gambar di laman ini dan tahan dalam layar ponsel, akan muncul informasi. Dengan AI, pencarian konteks sebuah gambar akan makin mudah. Misalnya blog ini besok masih ada, penanda artikel berupa tags akan mempermudah penggalian informasi dengan bantuan mesin pencari dan AI.