Sejak kapan ya ada ucapan jangan lupa bahagia?

Setelah merasakan bahwa bahagia itu sederhana, Anda menasihati orang agar jangan lupa bahagia. Cara mencapai kebahagiaan ada petanya.

▒ Lama baca < 1 menit

Sejak kapan ya ada ucapan jangan lupa bahagia?

Pertanyaan dalam judul itu muncul sebelumnya, dalam sebuah pertemuan di rumah seseorang tadi, karena di meja yang sesak oleh suguhan, yang sebagian dibawa oleh tetamu, ada dus roti bakar bertuliskan “jangan lupa bahagia”.

Saya mencoba mengingat-ingat sejak kapan ucapan positif beraroma canda itu muncul. Rasanya sih paling lama sepuluh tahun lalu. Namun bisa saja dugaan saya salah.

Sejak kapan ya ada ucapan jangan lupa bahagia?

Mestinya sih awal kemunculan ucapan itu bisa dilacak di media sosial, misalnya Facebook, Instagram, Twitter yang kemudian menjadi X, dan blog. Barangkali Anda malah tahu bahwa ucapan itu sudah ada belasan tahun silam, bahkan likuran tahun lalu.

Bahasa yang hidup selalu diperkaya. Senantiasa muncul istilah dan ungkapan baru. Termasuk jangan lupa bahagia — entahlah kapan dianggap usang. Untunglah ada media sosial, sehingga rekam jejak kebahasaan ada di sana.

Bahkan media berita yang terlembagakan akhirnya berbahasa seperti media sosial yang cenderung tidak baku karena menjadi penerusan bahasa lisan. Selain media berita adalah bahasa dalam iklan. Gaya media sosial juga dipakai, tergantung khalayak sasarannya.

Sejak kapan ya ada ucapan jangan lupa bahagia?

Saya mengandaikan jangan lupa bahagia muncul setelah ujaran bahagia itu sederhana, yang akhirnya menjadi slogan. Ya, bahagia itu sederhana, yang rumit bagi sebagian orang adalah cara mencapai kebahagiaan. Bagi warga di kawasan Kota, Jakarta, sih itu urusan sederhana untuk memasuki Jalan Kebahagiaan.

Tinggalkan Balasan