Sore tadi setelah hujan usai saya keluar untuk memeriksa sesuatu. Mendadak mata saya terpancing kertas terbungkus plastik di atas lantai semen basah. Oh, ternyata selebaran kampanye Pilkada 2024 di Kobek dan Jabar.
Bagus juga, pikir saya. Kertas bahan kampanye itu dibungkus plastik. Cocok untuk musim hujan. Tetapi untuk musim kemarau juga cocok karena isi kantong ada enam lembar kertas beda ukuran, salah satunya berupa stiker.
Saya tak tahu seberapa antusias warga Kobek terhadap Pilkada 2024. Terbukti masih ada saja orang yang tak tahu ada berapa paslon wali kota, siapa saja namanya, padahal poster bertebaran di area tempat tinggalnya. Saya tahu ada tiga paslon namun yang saya ingat namanya cuma seorang, calon wakil kota.
Untuk paslon cagub Jabar, saya tahu ada empat. Namun yang saya ingat namanya hanya tiga orang, yakni seorang cagub entah siapa cawagubnya, dan dua cawagub dari paslon lainnya karena namanya sudah dikenal sebagai pesohor hiburan, lalu yang satunya lagi putra seorang tokoh nasional.
Maka bagi saya, selebaran kampanye macam ini perlu justru menjelang hari H. Supaya masyarakat mengenalnya. Sejauh ini, hanya paslon nomor 1 yang melakukan. Paslon lain, yang hanya saya ingat si calon walinya itu, tak melakukan. Demikian pula paslon yang sama sekali tak saya ingat.
Namun untuk mencoba mengingat nama si cawawalkot tetap mudah bagi saya, tinggal keluar ke depan rumah karena poster paslon itu ada di tiang telepon sebelah bak sampah. Tidak saya foto karena saya tak mau dianggap mengejek.
Lalu apa sisi menarik dari kampanye pilkada di banyak tempat? Paslon tak membawa-bawa nama partai pengusung.
5 Comments
Sebanyak-banyaknya baliho, brosur, hingga poster, pada akhirnya akan menjadi sampah visual yang disegerakan untuk dibuang.
Ya πππππππππ―
Golput saja!
Waaaaa π
Saya belum tahu akan golput atau nyoblos.
Makamya golput saja!π