Jambu air yang jatuh, bagaimana nasibnya?

Buah dan daun yang jatuh bisa kita biarkan jadi penyubur tanaman. Praktiknya tak mudah.

▒ Lama baca < 1 menit

Jambu air yang jatuh, bagaimana nasibnya?

Perbedaan jalan pagi sekali dan pagi agak siang sedikit adalah perjumpaan dengan daun gugur dan buah jatuh. Pagi sekali, biasanya daun dan buah di jalan depan rumah seseorang sudah disapu bersih. Agak siang sedikit yang tampak adalah guguran dan jatuhan baru.

Lalu? Hari masih pagi, belum semua orang berangkat kerja, saya melihat beberapa jambu air di atas jalan beton. Selain jambu matang ada juga yang masih pentil.

Setelah memotret¹ saya kembali mengayunkan langkah dan menanya diri: lebih bagus mana buah jatuh di jalan beton dan di atas tanah, jika tak ada manusia yang menyingkirkannya?

Saya bukan biolog maupun pegiat lingkungan hidup, maka saya mengandaikan lebih bagus nasib buah yang jatuh di tanah, misalnya kebun, ladang, dan terlebih-lebih hutan.

Buah yang jatuh di tanah akan dimakan binatang yang doyan — konon macan juga suka durian. Semut dan serangga biasanya juga makan buah matang yang jatuh, lalu mereka, misalnya lalat, akan dimangsa binatang lain. Artinya mata rantai makanan eksosistem berfungsi. Sisa buah yang membusuk menjaga kelembapan tanah sekaligus mengembalikan karbon ke tanah.

Sejauh rujukan yang saya temukan mengatakan demikian. Tetapi atas nama itu semua masa kita membiarkan halaman kita kotor? Tentu tidak. Ada solusinya sih, buah dan daun dibiarkan membusuk dan menjadi humus di area gerumbul taman, seperti yang dilakukan pemilik rumah dengan halaman memadai dalam video ini. Bahkan biji buah pun dibiarkan tumbuh liar, misalnya pepaya.

¹) Saya pernah memotret jambu air jatuh di lokasi lain, dan permenungan saya tentang stigma turunan.

Tinggalkan Balasan