Kuota sultan, kalau habis tinggal nebeng teman

Apakah lima tahun lagi sebutan sultan dalam bahasa pergaulan masih laku?

▒ Lama baca < 1 menit

Kios pulsa Bulaktinggi: Kuota sultan, kalau habis nebeng teman

Setiap melewati kios pulsa di sebuah kampung ini saya menahan senyum karena membaca “kuota sultan” pada spanduk lecek. Saya membatin sejak kapan tamsil sultan menjadi bagian dari bahasa pergaulan? Kalau saya tak salah ingat tampaknya lima tahun terakhir.

Saya belum mencari jejak kapan pertama kali julukan Sultan Andara ditetapkan kepada Raffi Ahmad. Saya juga belum mencari tahu kapan di media sosial sebutan sultan dipakai untuk menyebut orang tajir yang flamboyan.

Kios pulsa Bulaktinggi: Kuota sultan, kalau habis nebeng teman

Seperti umumnya produk yang menyasar kaum belia, sejak remaja hingga muda dewasa, bukan pensiunan dan lansia, komunikasi pemasaran Smartfren memanfaatkan idiom yang hidup dalam pergaulan pada suatu masa. Maka jadilah slogan “kuota sultan harga teman” untuk paket Gokil Max. Tentu kalau kuota habis bisa memanfaatkan tethering dari ponsel teman.

Sejauh arsip berita yang saya temukan, slogan ini mengisi warta bisnis telko sejumlah media pada Oktober— November 2021. Misalnya dalam Antara Babel dan Radar Solo.

Apakah lima tahun lagi sebutan sultan untuk bercanda dalam bahasa pergaulan masih laku? Anak yang sekarang kelas 6 SD, pada 2029 sudah SMA. Idiom mereka sudah berbeda, belum tentu mengikuti gaya kakak dan oom serta tantenya.

Kios pulsa Bulaktinggi: Kuota sultan, kalau habis nebeng teman

¬ Bukan tulisan berbayar maupun titipan

2 Comments

mpokb Rabu 13 November 2024 ~ 22.57 Reply

Di lokapasar ada yang jual loyang sultan, buat para sultan yang hobi bikin kue :D

Pemilik Blog Kamis 14 November 2024 ~ 17.08 Reply

Oh ya? Hasil karya dapur sultan juga dijamin sip? ❤️

Tinggalkan Balasan