“Korban luka yang paling parah tangan kirinya hampir putus. Mereka sudah ditangani di rumah sakit. Semoga kondisinya bisa pulih kembali.”
¬ Bahrun, Kepala Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-Biru, Deli Serdang, Sumut, tentang serbuan sejumlah anggota TNI ke desanya
“Saya dipukuli terus-menerus oleh puluhan anggota Armed. Setelah terluka, saya dibawa ke asrama Armed. Saya diperlakukan seperti penjahat, padahal saya tidak tahu apa-apa.”
¬ Rofikar Tarigan (18), korban amuk, kepalanya robek, punggungnya penuh luka memar karena pukulan, tangan kirinya bengkak, diduga dihantam dengan pistol
“Saat ditemukan, Raden masih hidup, tetapi kondisinya sudah kritis. Kami berupaya membawa ke rumah sakit, tetapi sudah meninggal saat di jalan.”
¬ Bahrun, kepdes, tentang Raden Barus (60), yang ditemukan tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan, kepalanya pecah mengeluarkan darah. Wajahnya lebam bekas dipukul. Di punggung sebelah kiri terdapat luka diduga akibat benda tajam.
“[…] Kami menyampaikan permohonan maaf. Kami memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi.”
¬ Panglima Kodam I Bukit Barisan Letnan Jenderal Mohamad Hasan
Semua kutipan dari Kompas.id, versi koran berjudul “Nestapa Korban Serangan Anggota TNI di Deli Serdang”
5 Comments
Semoga dipecat dan diadili semua. Rugi negara membayar serdadu macam mereka. Perang aja kagak.
Sapta Marga
👇
https://www.dispsiad.mil.id/norma/sapta-marga
Brutal
Nggak boleh terulang.
Sejauh saya dengar atau baca dari berita, di negeri maju nggak ada rombongan serdadu menyerang permukiman maupun polis
BTW di zaman Orba, media dibatasi memberitakan soal ginian. Padahal yang mendiskreditkan korps militer ya anggotanya sendiri. Memalukan. Menyedihkan.