Repot jadi Budi Arie

Budi Muni sedang menjadi public enemy. Namun nanti masyarakat akan memaafkan. Cincai sajalah.

▒ Lama baca < 1 menit

Repot jadi Budi Arie sebagai public enemy

Saya mencoba menempatkan diri sebagai Budi “Muni” Arie Setiadi. Semasih menjadi menkominfo maupun kini sebagai menteri koperasi, saya sering disalahkan.

Yang terakhir, sudah bukan menkominfo, tetapi harus menanggapi penangkapan belasan orang Kemenkomdigi, penerus Kemenkominfo, saya menjawab, “Bagus itu, sebagai langkah aparat penegak hukum kita apresiasi.”

Lho, masa saya menjawab lain, misalnya, “Sayang sekali, Saudara-saudara…” Itu namanya cari penyakit. Bahkan misalnya karena melucu pun saya tetap dianggap menantang berkelahi warganet.

Dulu, semasa menjadi menkominfo yang merangkap ketua pelaksana harian Satgas Pemberantasan Judi, saya bilang bandarnya dari dulu cuma lima orang, yang satu di Singapura. Lalu publik menyoal kenapa saya diamkan.

Walah, penindakan bukan kewenangan saya melainkan polisi. Tetapi mengapa masih ada situs judi, atau situs promo judi yang katanya cuma berbasis WordPress, yang aman?

Saya mestinya menjawab, “Sudah saya serahkan ke tim. Semua orang pada dasarnya baik sampai suatu hari terbukti sebaliknya.”

Bahkan dalam kanal Total Politik saya bilang, barang busuk meskipun ditutupi akhirnya ketahuan juga. Yang menjadi masalah, sebagian publik kini mengarahkan ucapan itu terhadap diri saya.

Saya pernah mengatakan, judi daring itu merugikan rakyat kecil karena menipu, maka negara harus hadir. Tetapi ada yang mengatai saya omong doang.

Bilang begitu saja salah, lalu diungkit, apalagi kalau saya dulu misalnya ngomong, “Judi daring itu hiburan bagus buat orang miskin. Sekecil apa pun peluang dapat duit harus didapat, daripada cuma diam saja.”

Maka saya menyimpulkan menjadi Bang Mas Kak Muni itu merepotkan, khusus dalam masalah judol atau juring. Jangan ditambah soal lain yang memang mengundang perisakan terhadap saya sebagai dirinya.

Tetapi saya yakin semua akan berlalu. Bangsa ini pemaaf, atau malah pelupa, eh bisa jadi malah gabungan keduanya. Kelak nama saya kembali bersih. Apalagi saya paham komunikasi sosial. Kalau ada yang gatal bernostalgia tentang belang saya berarti mereka tidak move on.

Tinggalkan Balasan