Heboh judol menyasar Budi Arie

Apa pun ditimpakan ke Muni, bahkan dalam kasus judol nama Projo dipelesetkan jadi pro-judi online.

▒ Lama baca < 1 menit

Slot Muni Gacor: Heboh judol menyasar Budi Arie

Hingga saat menulis pos ini saya belum punya prasangka bahwa Budi “Muni” Arie Setiadi, saat menjadi menkominfo, menerima uang dari bisnis judi online (judol) atau judi daring (juring), secara langsung dari bandar maupun melalui perantara.

Saya berpengandaian jika dia menerima setoran sangatlah riskan. Tanpa menjadi menteri pun — kini dia menteri koperasi — Budi sudah memiliki posisi sosial dan politik yang kuat, yakni sebagai ketua Projo, sebuah kelompok sukarelawan pendukung capres sampai menjadi bekas presiden. Kalau dia terlibat rasuah bisa merusak citranya.

Lalu kenapa dalam heboh skandal perlindungan situs judol oleh orang Kemenkominfo sekarang sebagian publik menggiring arah tudingan bahwa Budi terlibat?

Terlibat itu bisa pembiaran terhadap perilaku anak buah maupun memperoleh manfaat tak berupa uang kes keras maupun nirtunai. Tugas penegak hukum untuk membuktikan.

Budi menjadi sasaran karena sekian akumulasi masalah di mata sejumlah kelompok masyarakat. Bagi orang antijudol, kasus orang Kemenkominfo menjengkelkan, dan atasan harus bertanggung jawab.

Dari kalangan antijudol dan antikorupsi, kalau mereka pernah satu kapal bersama Budi sebagai pendukung Mulyono, kejengkelannya bertambah. Ada latar kekesalan politis berbau baper.

Judol sudah lama menjadi masalah. Kabar bahwa sebagian pegawai Kemenkominfo juga doyan judol sudah menjadi pengetahuan umum. Namun kementerian dianggap tak tegas melakukan pemberesan teknis secara digital, dan akhirnya terkuaklah skandal di “kantor satelit” Bekasi, Jabar.

Ganjalan lain adalah peretasan server dan kebocoran data pribadi lebih dari sekali, bahkan Kemenkominfo tak berdaya. Padahal perlindungan data warga adalah tanggung jawab negara, namun negara absen.

Kemudian soal berikutnya sangat politis, terutama dari aneka kalangan di seberang Mulyono dan anak sulungnya: fufufafa. Budi tak jelas muni (bunyi) apa, dalam arti membuat pernyataan resmi yang jelas, bahkan sangkalan untuk wartawan pun dilakukan dalam wawancara door-stepping. Malah terkabarkan Budi menggerakkan tim penghapus jejak digital akun fufufafa di Kaskus.

Riuh dugaan bahwa operasi tim itu telah mengubah nama pengguna si sasaran prasangka, sebagai pemilik akun di Gojek sama dengan fufufafa, menjadi Slamet. Padahal dulu wartawan menghubungi nomor telepon yang sama dengan yang terdaftar di Gojek itu, sebelum mencuat ramai kasus fufufafa, untuk wawancara.

Ada sisi komedisnya sih: fufufafa adalah pemersatu kaum di seberang Mulyono, setelah skandal Mahkamah Keluarga, namun belum tentu pihak-pihak yang termaksud mengamini. Mereka enggan dipersamakan.

Tinggalkan Balasan