Hmmm… misalnya ada nama Anturium dan Mangga, cocoknya untuk apa? Buat nama band takkan seindah maupun seunik Angsa dan Serigala. Untuk merek kertas dalam kemasan satu rim mungkin akan menyaingi Berlian Kokosan, namun jenama ini sudah punah.
Untuk nama toko maupun lapak daring? Mungkin bisa, tetapi cocoknya jualan apa? Mungkin untuk jualan tembakau tingwé dan perlengkapannya.
Anturium dan Mangga bukan nama yang enak, bahkan misalnya pun dipakai untuk nama kios bibit tanaman, apalagi jika di belakang ditambahi salah satu dari ini tetap saja wagu: Jaya, Bahagia, Sentosa, Makmur, dan entah apa lagi.
Kalau di depan ditambahi Mengapa atau Sebetulnya mungkin menarik karena membuat bingung. Atau bisa juga diawali kata Justru, Hendaknya, dan Padahal. Tetapi orang akan membatin, “Bikin nama usaha aja bingung sendiri, pasti ngejalanin bisnis juga bingung.”
Untuk nama blog? Halah, blog ini mainan masa silam. Hanya untuk orang kurang kerjaan yang terus belajar menulis. Pembaca blog juga sesama orang kurang kerjaan. Untuk nama perusahaan penerbit buku? Mungkin dimaafkan, agak ditenggang, karena penerbit buku terbiasa berpesta kata dan bahasa.
Eh, tiba-tiba saya punya ide Anturium dan Mangga — bisa juga tanpa “dan” — untuk nama badan usaha, PT atau CV. Namanya hanya terlihat dalam faktur dan rekening perusahaan, karena untuk bendera produk bisa pakai nama lain.
Tentu nama perusahaan Anturium Mangga, atau juga Mangga Anturium, kalah mengharukan dari calon perusahaan saya belasan tahun silam: Ahagia Entosa Ejahtera. Itu nama perusahaan yang akan membikin pegawainya dikoreksi orang saat menjawab pertanyaan bekerja di mana.
Lalu kenapa saya menulis ini? Itulah lamunan saat tadi siang memungut mangga retak belum matang yang jatuh ke halaman parkir, dan bunga hias bekas pakai yang ditaruh seorang ibu di atas meja di bawah pohon mangga. Ketika saya endus, kedua hasil alam itu tak menguarkan aroma.
Saat itu saya menganggur karena sebagai sopir sedang menunggu nyonya selesai dengan acaranya. Lalu saya memotret dua benda itu dan pikiran iseng saya pun berkelana dalam. Maksud saya berkelana dalam kepala. Sangat tidak lucu apalagi berfaedah bagi orang lain. Anda pasti getun membaca ini. Tetapi sebagai penulis posting ini saya tak menyesali. Entah besok.