Di sebuah jalan kompleks terlihat tiang kerekan burung menjorok keluar hingga ke badan jalan. Meskipun posisi ibu itu tidak persis di sebelah tiang, garis bertanda panah dua sisi yang saya pasang pada celah di sebelah kiri tiang dan pada bahu si ibu sama ukurannya.
Jalan di kompleks itu bisa buat mobil berpapasan namun ngepas. Karena ada tiang kerekan itu, mobil pun kerepotan.
Mungkin alasan pemilik burung karena tak ada sisa ruang. Di kompleks itu, ada saja pagar rumah yang melompati got, setidaknya pada bagian pintu gerbang supaya mobil bisa diparkir di dalam dengan pintu pagar tertutup. Mungkin karena dalam sertifikat tanah batas lahan sampai garis luar got dari arah rumah.
Soal carport yang harus melompati got itu masalahnya ada pada pengembang perumahan ataukah pabrikan mobil? Biarlah mahasiswa arsitektur yang menjawab.
Garis luar got itu dalam foto tersentuh tanda panah kiri dari garis di bagian bawah gambar. Kadang penutup gotnya dibeton permanen. Di sana malah ada sebuah rumah yang tiang rumah hasil renovasinya menancap ke dalam got.
Nah, si perenovasi rumah sudah menjual rumahnya. Pembelinya tidak bisa apa-apa, masa harus membongkar bangunan. Saya mendapat cerita, di kompleks tersebut ada seruas got yang ditimbun semen oleh beberapa warga. Konon untuk tambahan ruang saat memarkir mobil.
Jika ada hujan deras dan lama, kawasan got ditimbun semen itu tergenang. Namun tetangga yang gotnya terawat juga tergenang karena tipografinya tak menguntungkan akibat perubahan lingkungan. Mungkin itu pula alasan pembenar para penimbun semen di got: sama-sama tidak kalis banjir buat apa hirau drainase.