Yandri belajar jadi menteri

Misalnya kop surat dan stempel Kemendes tak dikritik warganet, Mendes Yandri Susanto akan bagaimana?

▒ Lama baca 2 menit

Yandri belajar jadi menteri

Rupanya ada yang terlewat dalam pembekalan calon menteri yang disebut Hambalang Retreat. Eh ya, nama kegiatan retreat mengingatkan kita pada acara kegerejaan dan sekolah Kristen serta Katolik. Soal apa yang terlewat? Kepatutan menteri.

Maka hasilnya adalah teguran Mahfud MD via X untuk Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto (49). Yandri membuat undangan mirip surat edaran, dengan “Sifat: Penting” untuk pamong desa tempat dia menggelar acara, memakai kop surat dan stempel dinas.

Aneh juga, yang menegur orang di luar kabinet. Oh, ralat: tidak aneh. Adalah hak publik untuk mengawasi menteri. Apalagi dalam sikon saat ini: presiden dan kabinet masih baru, sibuk menata awal masa kerja. Wajar.

Lantas karena ramai diperbincangkan, Yandri pun menjelaskan duduk soal. Misalnya publik tak mempersoalkan, entahlah bagaimana sikap dia. Lebih aman bagi saya untuk mengatakan entahlah daripada membuat pernyataan hipotetis karena saya bisa dituduh suuzan.

Yandri belajar jadi menteri

Inti penjelasan Yandri:

  • Soal kop surat dan stempel dinas adalah “murni persoalan administratif saja”.
  • Untuk acara haul tersebut, “[…] tidak satu sen pun uang Kemendes yang saya gunakan. Demi Allah, demi Rasul, nggak ada.”
  • Acara haul kedua untuk ibundanya sudah direncanakan jauh hari, lalu sekalian digabungkan dengan perayaan Hari Santri dan pelantikan dirinya sebagai menteri
  • Acara tersebut tak berkaitan dengan Pilbup Serang, Banten, yang diikuti istrinya, Ratu Rachmatu Zakiyah
  • Yandri berjanji takkan mengulangi hal itu lagi

Baiklah, sebaiknya kita percaya Yandri.

Pak Menteri ini sebetulnya sudah berpengalaman di organisasi dan birokrasi. Dia pernah menjadi Ketua Komisi VIII DPR dan in Wakil Ketua MPR, menggantikan Zulkifli Hasan.

Setelah undangan itu viral, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengirimkan pesan kepada semua menteri via WhatsApp, jangan menggunakan kop surat dan stempel dinas untuk keperluan pribadi.

Semoga Teddy menggunakan grup WA, bukan menjapri satu per satu ke 104 menteri dan lima kepala lembaga dalam kabinet.

Ada cara yang lebih praktis sih, Teddy cukup menjapri Yandri, dengan tambahan pesan untuk meneruskannya ke menteri lain. Kalau menteri lain belum dapat berarti ada masalah di pihak penerima pertama. Tinggal ditagih, juga via japri WA lagi. Tiada hasil? Ulangi lagi dan lagi.

Yandri belajar jadi menteri
KLARIFIKASI | Mendes Yandri Susanto saat menjelaskan masalah surat di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

¬ Foto-foto: Kompas.id

2 Comments

Junianto Kamis 24 Oktober 2024 ~ 06.54 Reply

Jadi ingat lirik lagu : Wo oh, kamu ketahuaaaan….

Pemilik Blog Kamis 24 Oktober 2024 ~ 09.33 Reply

BTW waktu saya, dan mungkin semua orang, kasih SD-SMP, berdiri depan kelas dengan tangan masuk saku celana pasti ditegur oleh guru.

Coba lihat gaya Pak Mantri saat konpers

Tinggalkan Balasan