Mari berhitung isi filing cabinet:
- 48 menteri
- 56 wakil menteri
- 5 kepala lembaga di luar koordinasi kemenko
Berapa pun hasil perhitungan Anda, beri kesempatan mereka belajar kerja sama tim dan membangun solidaritas korps di kamp Magelang, Jateng. Setelah itu beri kesempatan mereka bekerja.
Lalu kalau ada rapat paripurna untuk orang sebanyak itu, bagaimana furniturnya? Ada ahlinya, punya pabrik mebel.
¬ Ilustrasi dihasilkan oleh kecerdasan artifisial
4 Comments
Ada dua kawan di sana, Wamen Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria; dan Wamensos Agus Jabo Priono. Keduanya, abad lalu, musuh Suharto dan Prabowo, bahkan Nezar adalah salah satu korban penculikan Tim Mawar.
Tahun 1999 atau 2000 atau 2021 (saya lupa tepatnya) saya dan Nezar sama-sama bekerja di kantor redaksi Tabloid Bangkit di Palmerah, sekaligus tinggal di mes yang sama. Nezar hanya bertahan beberapa bulan. Ayah Nezar kala itu wartawan senior Kompas, dan pernah menjabat Pemred Serambi Indonesia.
Jabo adalah adik kelas saya di UNS tapi beda fakultas. Dia tokoh demonstran anti-Harto, dan saya yang saat itu reporter Surya di Solo sering meliput unjuk rasa Jabo dan kawan-kawan.
Satu lagi bukan kawan saya, tapi kami pernah dalam satu grup media yang sama yaitu Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Nanik Deyang. Saya baru tahu tadi siang bahwa Deyang ternyata masuk dalam jajaran pejabat tinggi Bowo.
Yah begitulah.
Setiap orang punya pilihan dan alasan.
Soal reputasi masing-masing, publik yang menilai.
Kerjanya WFA, rapatnya pakai Zoom, hemat konsumsi :D
Hemat konsumsi, hemat bahan bakar krn blm semua pake mobil listrik.
Ah jadi ingat perdana menteri Belanda setelah serah terima jabatan naik sepeda. Ada sih jawabannya: di sana ndak sumuk, bahkan nyepeda pake jas ndak masalah.
BTW Olaf Palme, PM Swedia, malam dari gedung opera jalan kaki bareng istri. Sayang, di jalan dia dibunuh 😭