Di teras warung Andi Barcode masih ramai bapak-bapak muda membahas Tap MPRS dan Tap MPR yang direvisi oleh MPR. Mereka heran, baru tahu belakangan, karena berita tersebut kurang bergema di media sosial.
Tiga ketetapan tersebut menyangkut Bung Karno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid.
Kamso yang nongol untuk menjenguk Pak Danar Barcode, namun bapaknya Andi ternyata sedang ke rumah sakit untuk kontrol, akhirnya dilibatkan.
“Sebenarnya inti masalah apa sih, Oom?” tanya Andi.
Secara bijaksini, Kamso bilang, “Ketiga Tap itu adalah produk politik. Revisinya, cuma pake surat, juga karena alasan politis. Manfaatin waktu menjelang MPR 2019โ2024 expired.”
Ada tambahan, “MPR manfaatin injury time mumpung publik lagi demen bahas kabinet Bowo dan fufufafa.”
Dengan jurus membual berdasarkan kulak warta adol prungon, ditambah asumsi dan spekulasi, Kamso bilang alasan politis setiap Tap itu berlainan. Untuk Bung Karno (BK), ada koreksi bahwa dia tak terlibat kudeta PKI terhadap dirinya sendiri.
Sudah lama Jokowi ingin merevisi ini, namun dulu ramai orang memfitnah dia komunis, sehingga urusan BK tertunda. Padahal pada 2012 BK ditetapkan sebagai pahlawan nasional. “Baru sekarang bersama Bowo dia gerakin via MPR buat ambil hati PDIP,” kata Kamso dengan pongahnya.
Lalu, “Ini juga keinginan PDIP. Tapi waktu Mega jadi presiden, waktunya kurang tepat buat utak-utik Tap MPR soalnya reformasi baru jalan lima tahun.”
Soal Tap tentang Gus Dur, ada revisi sehingga dia tak dinilai mengabaikan haluan negara karena menolak berpidato pertanggungjawaban sebagai presiden kepada MPR. Ini kabar baik untuk NU dan PKB.
Adapun revisi untuk Tap MPR soal Soeharto, nama itu dihapus dalam spirit pemberantasan korupsi dan nepotisme karena dia sudah meninggal.
“Kabarnya ini maunya Golkar dan Bowo, buat rekonsiliasi dengan Cendana karena sejak menang pilpres si Bowo belum dapat ucapan selamat dari keluarga itu. Setelah revisi Tap MPR, Tutut dan Titik ucapin selamat,” kata Kamso seolah dia paham betul.
Para hadirin terkesan. Kamso langsung menohok, “Arahnya buat rekonsiliasi nasional, lalu nanti ada pemberian gelar pahlawan nasional untuk Harto dan Gus Dur. Soal pelanggaran HAM Orba ditinggal.”
Kamso semakin ngglรจlรจng, belagu, karena itu penyakitnya saat senggang dan kumat iseng, “Soal apakah semua revisi itu melalui mekanisme yang bener di MPR, misalnya sidang paripurna, tanyakan ke Cak Mahfud.”
Hadirin mini itu masih diam seolah dapat info yang asyik punya. Lalu Kamso pamit, “Sekarang saya mau pulang.”
Itu modus menghindari debat.
2 Comments
Ooooh ternyata Paman, selain sering iseng, juga nggleleng dan belagu (dan mungkin juga sok tau eh si paling tau).
Tentang revisi Tap MPR dan Tap MPRS, ben wae sak karepe Joko Widodo dan Bowo plus konco-koncone.
๐๐๐๐