Gelar Dr. (H.C.) Raffi Ahmad adalah potret kita

Gelar akademis yang dilecehkan namun dengan bukti administratif yang sah lebih bernilai daripada gelar fiktif.

โ–’ Lama baca 2 menit

Dr HC Raffi Ahmad memang top markotrop prom prok pol

Khalayak sempat meributkan penganugerahan gelar doctor honoris causa untuk pesohor dunia hiburan Raffi Ahmad dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand.

Mereka mentertawainya karena lembaga pendidikan itu tak jelas. Di Indonesia, UIPM juga belum memiliki izin operasional. Olok-olok kian meningkat karena sosok rektornya, Prof. Dr. Mohammad Soleh Ridwan, L.L.M., Ph.D., diragukan dari sisi akademis.

Dr HC Raffi Ahmad memang top markotrop prom prok pol

Maka kini terserah si Raffi (37) akan mengapakan gelar itu. Persoalannya menjadi aneh karena sarjana S1, S2, dan S3, yang memperoleh gelar karena memanfaatkan joki tak ditertawakan. Para dosen penulis jurnal yang prosedurnya meragukan, apalagi orang yang menjadi profesor dengan cara tak layak, tetap dihormati.

Tetapi saya membatin hal lain, “Eh, mau ngetawain gimana kalo kita nggak tau mereka pake joki, menulis jurnal pake makelar, dapat gelar profesor juga via jalur ajaib?”

Apa pun cara mendapatkannya, gelar-gelar itu didukung bukti administratif. Artinya sah โ€” dengan catatan: lembaga pemberi gelar juga sah. Soal kualitas isi tak sesuai kemasan luar, itu masalah lain. Yang wagu itu kalau seseorang tak punya gelar sama sekali lalu mencantumkannya.

Kita adalah penggemar gelar akademis. Lihat saja materi kampanye para caleg, dan juga calon kepala daerah, yang bangga memajang gelar. Gelar adalah jaminan mutu. Bahkan undangan pernikahan pun memajang gelar akademis mempelai.

Kawan saya tertawa setiap kali tahu ada pemasang gelar S2 tetapi malas baca buku. Kawan yang lain berkomentar, gelar akademis, apalagi S1, sudah mengalami inflasi.

Beberapa kawan lain yang pernah bermukim di negeri maju heran, politikus di sana tak memasang gelar, demikian pula birokratnya, padahal punya.

Di sini gelar juga disebut dalam perhelatan, termasuk dalam resepsi pernikahan, misalnya ketika menyebut orang yang akan berpidato atau yang akan dipersilakan berfoto bersama mempelai.

Dulu ketika saya mengalami membayar listrik PLN di loket, ada saja panggilan oleh petugas dengan menyebut gelar sesuai nama yang tertera pada lembar tagihan. Misalnya, “Insinyur Bambang Anu” dan “Doktorandus Ahmad Itu”. Oh ya, kabarnya di TPS saat Pemilu 2024 pun ada pencoblos yang bergelar.

Di Indonesia, surat yang ditandatangani Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek tak mencantumkan gelar akademis. Itu surat birokrasi. Demikian pula dokumen yang ditandatangani Mendikbud Ristek.

Lalu bagaimana untuk dokumen akademis? Menurut saya layak dan wajar, apalagi jika menyangkut keabasahan karya tulis ilmiah. Masa nama dosen pembimbing dan penguji skripsi tanpa gelar akademis.

Maka menjadi hal menarik tatkala Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Juli lalu meminta gelar akademisnya tak perlu ditulis dalam korespondensi kampus serta dokumen-dokumen selain ijazah dan transkripsi nilai. Bahkan dalam kartu nama pun gelar tersebut tak perlu.

Bagi Fathul, pencantuman gelar menyangkut tanggung jawab moral akademisi.

Dia berujar, “Tapi ini pendapat personal ya. Artinya gini, saya tidak bisa memaksa orang untuk mengikuti saya, saya mencoba menjadikan ini sebagai gerakan kultural ya katakanlah gitu. Kalau ini bersambut maka itu akan sangat baik.” (ยฌ Detik)

ยฌ Foto-foto : akun Instagram @rafinagita1717

2 Comments

Junianto Minggu 6 Oktober 2024 ~ 07.12 Reply

Barusan cek KTP, ternyata ada tulisan Drs. di depan nama lengkap saya๐Ÿ˜ Saya lupa prosesnya, mengapa dulu petugas pembuat KTP menulis gelar tersebut.

Drs. di lingkungan saya sering jadi ledekan, diplesetkan jadi dodol roti surungan๐Ÿคฃ, sedangkan SH diplesetkan jadi sedang hamil๐Ÿ˜.

Pemilik Blog Minggu 6 Oktober 2024 ~ 11.10 Reply

Itu warisan KK. Ada isian pendidikan terakhir.
Padahal ijazah Njenengan enggak nulis Drs kan? Ijazah Jokowi juga nggak nyebut insinyur ๐Ÿ˜‡

Tinggalkan Balasan