Mawas diri, wawas diri, tentang negeri dan keluarga Jokowi

Introspeksi seorang bekas pendukung Jokowi dan PSI, muncul setelah Kaesang bercanda akan membagikan hadiah jet privat.

▒ Lama baca < 1 menit

Guyon Kaesang yang tak tahu malu, cerminan adab brayat b Mulyono

Saya becermin diri, salah satunya: selera humor saya cetek. Akibatnya saya tak mendapatkan kelucuan dari gurauan Kaesang Pangarep bahwa dia akan memberikan hadiah private jet.

Saya kehabisan kosakata buruk untuk keluarga itu. Kasus terbaru Kaesang menunjukkan dia tak punya kepekaan sosial, tak punya rasa malu. Saya pikir ketika dia memakai rompi Putra Mulyono dia akan malu mengomedikan kasus nebeng jet privat.

Persoalan saya sangat personal. Saya tak malu dibilang tolol karena dulu mendukung Jokowi. Yang penting saya menyadari kesalahan saya.

Saya tak marah jika dihina pandir dan naif karena dulu mendukung PSI, mengampanyekan kepada keluarga untuk mencoblos partai anak muda itu pada 2019. Saya tak malu mengakui keterperosokan itu, yang penting saya insyaf telah salah dukung, salah pilih, salah harap, terhadap partai baru.

Seperti banyak orang, selalu ada tahap tertipu dalam perjalanan hidup saya. Namun kali ini berat karena tak dapat dinilai dengan uang, sehingga tak mungkin mencari uang pengganti karena yang hilang bukan duit. Kasihan sekali Indonesia.

Daripada naik tensi karena kelakuan Mulyono dan keluarganya, lebih baik saya mawas diri. Menurut KBBI, yang benar wawas diri, dan kemudian ada kata kerja mewawas diri. Artinya introspeksi. Menemukan kata yang baku soal itu menyadarkan saya bahwa yang lumrah, yang diikuti banyak orang, belum tentu benar.

Saya tersesat dalam menilai keluarga itu, sehingga dulu sempat menganggap anak-anaknya lucu dan orisinal, tetapi akhirnya saya menjeluak setelah sadar.

Saya yang salah. Semoga saya tak sendiri. Supaya muncul pelipur untuk memaafkan diri sendiri: orang lain juga banyak kena tipu keluarga itu.

Bahwa mungkin lebih banyak lagi yang tak merasa teperdaya, semoga suatu hari mereka beroleh terang karena selama ini mereka tak menyadari apa yang mereka tempuh dengan menghamba kepada keluarga itu, mendukung aksi politik anak-anak keluarga sang prabu palsu.

Sesal kemudian tetap ada gunanya. Setidaknya untuk ketenteraman diri saya sendiri.

¬ Gambar praolah: akun Instagram @kaesangsp

4 Comments

Dedi Dwitagama Minggu 6 Oktober 2024 ~ 13.35 Reply

Alhamdulillah domba yang tersesat sudah kembali ke rumah …. Rumahnya di Solo? Salam sehat Pakde

Pemilik Blog Minggu 6 Oktober 2024 ~ 19.52 Reply

Hola. Domba perlu gembala 😂🙈

Salam sehat kembali 🙏

Junianto Senin 30 September 2024 ~ 22.43 Reply

Bukan hanya lucu dan orisinal, mereka juga sederhana. Ternyata apus-apus kabeh. Ternyoto ora mutu, ora nggenah, ora duwe isin!

Pemilik Blog Sabtu 5 Oktober 2024 ~ 22.08 Reply

Yah, buat pelajaran kita sebagai rakyat terhadap siapa pun yang jadi pemimpin. 🙏

Tinggalkan Balasan