Mulai gerah, bikin waswas, karena muncul persekusi

Menyerang. Merusak. Merampas. Mengancam. Mungkin bagi mereka hal itu lebih berbudaya daripada berdebat.

▒ Lama baca < 1 menit

Preman menyerang diskusi forum tanah air di Jakarta

Sinyal itu kian kuat. Pesan para perusuh dapat diterjemahkan jangan mengkritik apalagi mengejek pemerintah, terutama presiden, plus keluarganya. Masa jabatan presiden segera kedaluwarsa, tetapi tak berarti dia lemah.

Tadi pagi orang-orang ganas menyerbu diskusi Forum Tanah Air di Jaksel, merusak dan membawa pergi perlengkapan acara (¬ Kumparan). Sebelumnya, orang-orang liar menyerang peserta aksi teatrikal Raja Jawa dalam gelaran koalisi masyarakat sipil di Jakpus, merampas perlengkapan.

Preman menyerang aksi teatrikal koalisi sipil Raja Jawa

Aksi itu sekaligus berisi dua peringatan dari mereka. Pertama: kami tidak diam. Kedua: untuk kalian yang belum dapat giliran, tahu dirilah.

Gabungan kedua pesan tersirat itu menjadi pesan internal penguat bagi kaumnya, namun dapat dibaca publik: kita jangan diam.

Tentu, itu semua masih asumsi. Semoga saya salah. Dan semoga mereka bergerak karena nurani, bukan karena dibayar. Kita tunggu polisi menangkapi mereka.

Misalnya mereka beraksi karena panggilan jiwa, dan acara diskusi boleh diikuti siapa pun yang tak terundang, maka hadirlah di sana, duduk manis, lalu ketika dibuka kesempatan bertanya dan mendebat, manfaatkanlah. Lebih elok. Lebih berbudaya. Jadi bukan merusak pentas dan acara. Apakah bagi mereka berdebat lebih pelik daripada melakukan kekerasan?

Cara Pasukan Bawah Tanah Jokowi lebih baik: melaporkan Roy Suryo ke polisi. Jika kelak diproses, biarlah pengadilan menjadi ruang pembuktian tentang pemilik akun fufufafa.

4 Comments

Pemilik Blog Minggu 29 September 2024 ~ 07.45 Reply

Terasa kok, Lik. Yang selama ini diam krn fufufafa dan jet privat, mulai menggeliat.
Tujuannya memang itu, jangan diam, dengan pembelokan arah bahwa mereka yang ngécé tholé mbarep berarti menghina wapres — bukan Wapres yang di Bulungan

Tinggalkan Balasan