Gibran membagikan pembatas halaman buku

Saran untuk Gibran meladeni kaum nyinyir sok intelek léncung dalam soal buku: membagikan bookmark.

▒ Lama baca < 1 menit

Gibran membagikan pembatas halaman buku

Di dua grup WhatsApp sempat ramai membahas artikel Tirto tentang menimbun buku, terus menambah buku namun tak semuanya sudah tuntas dibaca. Disebutkan dalam tulisan, kebiasaan itu bukan hal buruk, malah bagus. Dalam salah satu grup, seseorang yang punya perpustakaan pribadi bilang, “Berarti nimbun buku itu bukan snobisme.”

Seperti saya duga, di kedua grup itu pula mulai muncul ejekan bahwa dalam keluarga Prabu Mulyono tak ada budaya baca. Mereka merujuk video lawas Gibran Rakabuming.

Karena di grup pertama ada yang menanya saya maka saya pun menanggapi soal Gibran dan buku. Pertama: si tholé cuma pura-pura, merendah, pernah sekolah di luar negeri masa tak suka baca. Gibran dan masing-masing orang dalam keluarga itu pasti gemar membaca dan menimbun buku.

Blogombal.com: intelek intellect lencw

Kedua: banyak baca dan punya banyak buku bukan jaminan pikiran dan perilakunya genah. Saya sebutkan seorang politikus pemilik perpustakaan pribadi yang konon terbesar di Indonesia. Dia dulu kalau ngomong semaunya. Saat anak remajanya pergi ke luar negeri, dia menyurati perwakilan diplomatik RI di sana, minta fasilitas, termasuk penjemputan.

Setelah berkomentar di grup itu, saya tak menanggapi aneka celoteh, termasuk yang membandingkan Gibran dan Alam Ganjar dalam hal buku dan bacaan. Di kedua grup itu saya pasif; sekarang hampir di semua grup perkawanan.

Pembatas buku Gibran

Tadi menjelang siang saat saya rebahan dan tertidur, kawan saya di grup sok intelek léncung itu menelepon, apa yang harus Gibran lakukan untuk melawan ejekan soal buku.

Saya bilang, “Nanti ada baiknya si tholé itu bagi-bagi pembatas halaman buku aja. Itu lebih murah dari bagi-bagi buku tulis apalagi buku bacaan, tapi udah mewakili dunia pustaka. Mendingan anggaran bagi-bagi buku buat camilan gratis, anak-anak sekolah pasti seneng. Wis ya, aku mau terusin ngaso, belum sehat.”

Saya ngantuk banget. Ingin tiduran lagi sambil menyetel Basiyo. Di kedua grup itu belum pernah sekali pun saya mengomentari Gibran maupun adiknya dan bapaknya.

2 Comments

@sandalian Senin 23 September 2024 ~ 15.27 Reply

Tentang pembatas buku, saya nyaris tidak pernah menggunakan pembatas buku yang biasanya menjadi bonus saat membeli buku.

Alasannya karena pembatas tersebut rawan jatuh dari buku sehingga nanti lupa terakhir posisinya ada di mana.

Adapun kalau ditambah tali, khawatir talinya merusak lembaran buku.

Akhirnya berakhir dengan melipat halaman yang terakhir dibaca sebagai penanda.

Pemilik Blog Senin 23 September 2024 ~ 22.39 Reply

Wah kalo saya ngeman bukunya 🙈💐

Tinggalkan Balasan