Pager, atau beeper, yang dalam bahasa Indonesia disebut penyeranta, menjadi pengisi berita lagi. Penyebabnya, Israel memanfaatkan alat jadul penyampai pesan itu untuk menyerang Hezbollah dan orang bukan anggota kelompok itu ke Lebanon Selatan. Korban tewas 12 orang, yang terluka 2.800.
Bahasa: penyeranta, ponsel, gawai
Catatan saya tentang alat itu ada dua. Pertama: selama 1990—1998 saya menggunakannya, padahal pada 1997 saya sudah memakai ponsel GSM.
Kedua: penerjemahan pager menjadi penyeranta, menurut kesan saya, sampai di publik terlambat, sehingga istilah tersebut kurang dikenal, lalu barangnya telanjur tamat riwayat. Kini pihak yang masih memakai penyeranta adalah rumah sakit di luar negeri.
Soal istilah penyeranta ini berbeda dari ponsel untuk menerjemahkan cellular phone atau cellphone yang akhirnya diserap luas karena barangnya ada terus.
Adapun handphone mulanya disebut sebagai istilah Inggris ala Asia karena di Amrik dan Eropa dulu tak dikenal. Mereka lebih akrab dengan mobile phone yang kemudian cukup disingkat mobile. Istilah gawai akhirnya juga diterima.
Seperti halnya pada penyeranta, serangan kedua Israel menumpangkan bom pada walkie-talkie. Radio komunikasi dua arah ini, bersama handy talkie, juga merupakan produk berteknologi lawas. Korban tewas 25 orang, terluka 600 lebih.
Bedanya, alat itu masih dipakai hingga kini, produk baru terus muncul, digunakan tak hanya oleh satpam dan polisi namun juga penyelenggara acara sampai rombongan konvoi kendaraan, terutama di daerah bersinyal BTS lemot. Tetapi yang dipakai sebagai ujung penyerang oleh Israel adalah Icom edisi sepuluh tahun silam.
Kejahatan Israel dalam konflik Timteng
Kita tinggalkan pembahasan alat. Lebih wigati ini: hal yang dilakukan Israel adalah teror oleh negara, malah ada yang menyebutnya kejahatan perang.
Soal Timur Tengah memang rumit, masalahnya bukan hanya penjajahan Israel atas Palestina tetapi juga konflik antarnegeri, setidaknya pada tahap rivalitas. Contoh paling sederhana: tak semua negeri Arab memusuhi Israel. Bahkan Arab Saudi pun melunak terhadap Israel karena terancam oleh Iran.
Dalam hal Hezbollah di Lebanon, ada beberapa tilikan. Misalnya, pertama, serangan Israel tersebut mengabaikan kedaulatan negeri lain. Dalam bahasa yang mudah: menyerang negeri lain, terlepas dari soal bertetangga atau tidak.
Lalu yang kedua: Lebanon memang negeri lemah setelah tercabik-cabik perang saudara, yang mengundang negeri lain masuk, misalnya Suriah dan Israel. Malah pengungsi Palestina pernah punya kamp Shabra dan Shatila di Beirut saat perang saudara. Pembantaian pengungsi, 1980-an, terjadi saat Israel mengepung kamp, lalu salah satu milisi yang bertikai menyerang kamp.
Konflik Lebanon itu rumit, terlalu banyak golongan yang terlibat. Setelah perang saudara usai, masih ada kelompok kuat. Salah satunya Hezbollah, yang merupakan ormas, milisi, dan partai dukungan Iran. Hezbollah juga punya rumah sakit dan sekolah. Berbasis di Lebanon Selatan, Hezbollah menjadi senjata Iran menghadapi Israel.
Masalah internal Iran
Dalam konflik Israel dan Iran, persoalan internal Iran juga rumit. Pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, saat menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, Juli lalu, sangat terencana dan bisa terjadi karena bantuan orang Iran.
Artinya Iran tak solid karena penyusupan Israel sampai ke tingkat jenderal. Bahkan Mossad, dinas intelijen Israel, bisa menangkap dan menginterogasi orang di Iran.
Pada 2018, Mossad dibantu tim Iran mencuri dokumen kertas dan DVD berisi rencana pengembangan nuklir Iran dari 32 lemari besi di kawasan industri Shirobad, 30 km dari Teheran. Proses pencurian dipantau dari Israel via satelit.
Selain dokumen, Israel juga mengincar ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh. Pada 2020, saat Covid-19, Fakhrizadeh tewas ditembak senapan mesin yang dikontrol dari jauh. Yang menaruh senapan adalah orang Iran. Adapun yang mengendalikan senapan adalah agen Israel, entah orang mana.
Apa yang dilakukan Israel terhadap Haniyeh dan lainnya adalah asasinasi (assassination), pembunuhan musuh politik. Bahasa Inggris menyerap kata itu dari bahasa Arab. Sejarah kata itu dan kelompok pelakunya dahulu sila Anda cari. Gim bertema assassin juga ada, kan?
¬ Infografik: Kompas
6 Comments
Iya. Mestinya saya sebut tiga sekaligus : seru, ngeri, dan kejam. Mungkin ada kata lain lagi yang tepat juga?
Dunia gelap operasi intelijen punya banyak atribut yang negatif. Kalau sebatas intelijen, sebenarnya hanya mengumpulkan informasi, apa pun caranya. Tetapi ketika badan intelijen juga melakukan tindakan melebihi pengumpulan dan analisis informasi, yang mengerikan. Ingat kasus pembunuhan terhadap Munir?
Jadi ingat yang kejam dan keji ini juga
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/04/145103170/pembunuhan-khashoggi-staf-kedutaan-saudi-ungkap-adanya-tusuk-daging
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-49874546
Ya, keji itu. Banget.
Seru banget, kayak cerita film.
Kalo menyangkut Israel, Rusia, Korut, dan AS, selalu seru padahal kejam