Dus makan siang dan pekerjaan untuk makan tak hanya siang

Menurut Anda pekerjaan yang enak itu apa? Orang bijaksini akan mendahului menjawab, sehingga Anda kesal.

▒ Lama baca < 1 menit

Dus makan siang dan pekerjaan untuk makan tak hanya siang

Orang bilang, enak kalau bisa bekerja dengan santai. Tetapi hidup ini kan wang-sinawang dan uang-sinauang, apa yang orang lain lakukan dan dapatkan dalam mencari nafkah tampaknya enak. Sebelum orang bisa beli pulsa dan paket data melalui aplikasi, penjual pulsa dibilang santai, menunggui kios sambil bermain ponsel. Padahal bagi si penjual, kalau banyak pembeli dan nilai rupiahnya merdu, itu baru enak.

Ingatan tentang uang-sinauang muncul saat saya melihat warung Padang menyiapkan dus makan siang. Itu dilakukan pagi sebelum warung buka, dan dusnya disiapkan malam setelah warung hampir tutup karena saat itulah meja pengudap bisa dipakai.

Pemilik warung harus mengurai lipatan kardus, lalu memasang tatakan plastik, supaya nanti tinggal memasukkan nasi, lauk, dan bungkusan sayur serta sambal serta kerupuk. Tinggal memasukkan. Terdengar simpel, padahal tidak.

Dus makan siang dan pekerjaan untuk makan tak hanya siang

Menjual makanan hasil olahan sendiri itu bikin penat. Tak berarti menjual kue basah hasil kulakan di pasar subuh lebih enak. Kalau tak laku, makanan juga menjadi basi.

Tak ada yang mudah dalam pekerjaan demi nafkah. Bandar judi daring dan pengusaha pinjol legal maupun ilegal, begitu juga bandar serta pengedar dan kurir narkoba, juga menghadapi risiko berat. Maka keuntungan mereka harus tinggi.

Dus makan siang dan pekerjaan untuk makan tak hanya siang

Dulu orang bilang, bermain aneka blog demi SEO itu enak, santai, padahal setiap hari dia harus memelototi layar komputer. Kini orang bilang, jadi vlogger dan pemilik kanal video itu enak, padahal tiap hari dia tegang merancang konten, dan harus memikirkan rezeki bagi tim, termasuk bonus dan THR. Di YouTube, keajekan itu penting. Tidak bisa update sesukanya, semaunya, asal ingat dan sempat, padahal tujuannya untuk cuan.

Lalu ada orang berpendapat, jadi wartawan media daring tanpa ke lapangan itu enak, cuma bekerja di depan layar. Berita pun bisa menyontek media lain. Padahal itu kerja berat, setiap awak redaksi dibebani target jumlah berita yang harus menarik pembaca. Trafik itu penting. Pujian orang, apalagi yang tak rutin membaca medianya, tak dapat diuangkan.

Lalu tatkala keuangan perusahaan seret maka gaji awak redaksi dipotong bahkan telat. Kemudian ketika para buruh konten, yang terlalu sibuk dan penat sehingga kehilangan kesempatan untuk mengisi baterai wawasan, itu bikin serikat pekerja malah dipecat.

Menurut Anda pekerjaan yang enak itu apa? Orang bijaksini akan mendahului menjawab sebelum Anda membuka mulut, “Bisa kerja cari duit itu harus disyukuri.”

2 Comments

Junianto Selasa 17 September 2024 ~ 22.33 Reply

Istri saya penat, karena menjual makanan olahan sendiri, sudah sejak hampir 4p tahun silam. Syukurlah hasilnya cucuk😁

Pemilik Blog Rabu 18 September 2024 ~ 07.17 Reply

🙏👍💐💐💐

Tinggalkan Balasan