Beberapa kali saya membaca berita perihal sterilisasi di Jakarta. Saya tak mencari tahu apakah kota lain juga melakukannya. Maksud saya apakah pemkot dan pemkab melakukannya. Dari berita Kobek (Kota Bekasi) sejauh pengamatan sekilas tak ada program yang persis plek ketiplek dengan Jakarta, padahal bertetangga.
Nah, dua bulan lagi pilkada serentak. Mestinya menarik jika para kandidat punya program sterilisasi kucing. Hal itu perlu demi kesejahteraan kucing agar mereka tak berkembang biak secara alami sebagai kucing liar yang pada gilirannya mengganggu kenyamanan sosial warga.
Di tingkat akibat pada perorangan, tahi kucing di halaman dan carport bahkan teras tentu merepotkan. Apalagi ditambah cakaran pada jok kursi teras dan jok sepeda motor bahkan kap mobil. Hal itu pun masih ditambah atap dan plafon bocor karena kucing.
Pada tingkat komunal, tahi kucing di jalanan itu mengganggu pejalan kaki, apalagi kalau penerangan kurang memadai. Soal lain, ban mobil yang melindas tahi kucing akan membawa kotoran dan bau ke carport.
Siapa yang bisa dimintai tanggung jawab? Tak ada, karena tiada yang memiara. Namanya juga kucing liar. Yang ada hanyalah pemberi makan untuk kucing, bahkan di luar lingkungannya, tanpa peduli kaum meong liar itu akan berak dan beranak di mana.
Semoga para kandidat kepala daerah tetangga Jakarta ketika diberi usul menangani kucing takkan menjawab, “Pengin kayak Jakarta? Ya Anda pindah ke sana dong.”