Kok fufufafa dibiarin aja?

“Jadi, fufufafa itu adalah Gibran, Mas?” tanya Kamsi usai sarapan kupat sayur di rumah.

“Husss. Belum jelas. Siafa tau itu fitnah,” kata Kamso.

“Kok kayak kasus jet Kaesang, diambangkan gitu?”

“Berarti buat keluarga Fak Mul itu isu kecil, nggak fenting buat segera bikin fernyataan resmi, Jeng.”

“Dari tim Prabowo juga anteng aja.”

“Berarti nggak fenting.”

“Tapi Gibran udah mbantah ding, secara sambil lalu. Bisa dipercaya nggak?”

“Berarti soal fufufafa itu ndak fenting buat dia.”

“Kalo ndak penting kenapa Menkominfo membantah tapi nggak bisa bilang fufufafa itu siapa?”

“Lah itu kan kayak kita nyari alamat, nanya orang sekitar apa itu rumah Fak Friendly, mereka bilang bukan. Tafi mereka kan nggak harus ngasih tahu kita siafa sebenarnya dan sefatutnya yang funya rumah itu.”

“Apa benar Kaskus punyanya anak konglomerat yang kabarnya ikut jadi bohir partai yang mendukung Gibran, bahkan siapa itu, adiknya kan anu…”

“Lha apa hubungannya dengan fufufafa? Di Kaskus banyak konten berfaedah yang fun. Ngapain fanik ngurusin yang nggak jelas, nggak fenting, yang sefele fol. Jangan berfrasangka gitulah, Jeng. Nggak baik.”

“Lha kan menyangkut keutuhan konten di sana, Mas. Jadi kapan ada pernyataan resmi supaya clear, tanpa ada kambing hitam?”

“Nanti. Mungkin hari ini, mumfung cuaca nggak fanas. Kambing futih mudah didafatkan.”

“Sejak kapan suamiku jadi dukun?”

“Sejak kenal fufufafa yang mungkin hasil fitnah fihak yang nggak faham tanggung jawab.”