April tahun lalu saya menyoal, “Selain koran bekas, kertas bungkus baru dengan rupa koran asing juga laku. Kenapa tak ada koran fiktif Indonesia?”
Kemudian Oktober tahun yang sama, saya kembali bertanya, “Apakah kertas bungkus dalam gaya koran berbahasa Indonesia akan laku? Kalau teksnya lucu mungkin menarik.”
Pekan lalu pertanyaan saya terjawab tanpa melihat langsung barangnya apalagi merabanya. Dalam sebuah grup eks sejawat di WhatsApp, kawan saya berbagi selembar foto bungkus makanan.
Dia katakan,”Kenangan masih punya nilai jual, walau sebatas ide bungkus gorengan.” Foto tunggal dalam grup itu adalah foto pertama dalam posting ini. Yang terbaca baru sebatas “Sinar Ho”. Saya mengira itu Koran Horas karena dia orang Batak.
Melalui japri saya melakukan tabayun kepadanya. Sekalian minta izin untuk saya blogkan. Dia mengizinkan, malah mengirimkan empat foto. Terima kasih, Lae.
Kertas roti berdesain koran Indonesia itu, tentu food grade, adalah buatan Dragon Pack, Jakarta. Boleh juga. Nama korannya Sinar Hoperindo, logonya mengarah ke Sinar Harapan dan kemudian Suara Pembaruan.
Sebagai artefak, media kertas bernama surat kabar dalam era digital memang dapat membangkitkan romantisisme nostalgik. Namun bisa muncul pertanyaan: bagi siapa?
Tentu bagi orang yang memiliki pengalaman membaca berita kemarin, dalam kertas besar terlipat, saat diterima dalam keadaan utuh pada hari terbit menguarkan aroma kertas baru, dengan gerigi pada pinggiran koran yang terasakan oleh jari. Orang macam itu berusia 45 tahun ke atas. Kelompok lansia menyimpan residu kenangan berupa rasa kertas.
Kembali ke kertas roti dan kertas lain berdesain koran dan majalah, kenapa yang muncul duluan adalah versi luar negeri, termasuk versi Korea? Saya tak tahu. Namun saya menduga, produsennya di Indonesia tinggal ambil templat desain dari internet.
Versi Korea lebih cocok untuk milenial dan generasi Z. Kalau desainnya adalah versi repro bersih Medan Prijaji mungkin menggerakkan kerut kening. Tetapi jangan mencoba merepro Bintang Timur. Urusannya bisa serius, bakal ditanya oleh kalangan di luar grafika, “Maksud daripada Saudara itu apa?”
¬ Foto: Bestian Nainggolan