Dunia celana pendek pria

Ada masa ketika celana pendek pria dewasa kurang mewarnai fesyen Indonesia, antara akhir 1960-an hingga akhir 1980-an.

▒ Lama baca 2 menit

Dunia celana pendek pria Indonesia

Pria itu membuka pintu truk sampah yang berhenti di pertigaan dengan mesin menggeram keras, lalu melompat turun meninggalkan setir, dan bekerja cekatan membantu timnya. Dia tampak gagah, keren, dan nyaman dengan busananya.

Hmmm… tak ada yang aneh dengan pria bercelana pendek yang bukan kolor, bukan pangsi untuk ke sawah. Sudah lazim. Jika bahannya bukan jin, melainkan katun tebal, orang menyebutnya celana bermuda.

Lalu sejak kapan celana pendek semakin meluas pemakainya, dari yang bahan jin, korduroi, katun, hingga bahan lain dengan motif kotak-kotak maupun garis?

Jika usia Anda 55 ke atas, coba tengok foto Anda, bisa bersama teman atau keluarga, dari edisi tahun 1990-an. Atau tengok foto nostalgik orang lain di Facebook. Berapa pria yang memakai celana bermuda dalam acara santai?

Kemudian mundurlah ke foto-foto dasawarsa sebelumnya, 1980-an, adakah yang bercelana pendek bukan celana kolor termasuk celana olahraga?

Dunia celana pendek pria Indonesia

Untuk mundur ke 1970-an pasti ada foto Anda bercelana pendek, misalnya di sekolah, karena Anda belum masuk SMA. Maka tengoklah foto kakak pria, oom, bahkan ayah Anda, dari era itu. Adakah foto bercelana pendek di luar olahraga dan pekerjaan menukang maupun berkebun?

Dari sejumlah foto lawas yang pernah saya lihat, dari era bapak saya dan rekannya, celana pendek pria dari dril untuk bepergian hanya sampai 1960-an.

Awal 1990-an masih ada yang menyebut pria bercelana pendek ke mal, bioskop, atau TIM itu seperti turis, atau… seperti orang kaya nyentrik, yakni Bob Sadino. Apalagi bercelana pendek ke kantor.

Perubahan busana pria berupa celana pendek kini kian merata. Celana pendek untuk di rumah, bahkan oleh para kakek, belum tentu untuk melakukan pekerjaan ini itu. Bisa berupa celana kolor yang nitip celananya olahraga maupun bukan, dan bisa juga celana pendek yang pantas dipakai bersama kemeja.

Maksud saya, celana pendek telah menggeser sarung. Bagi sebagian pria Muslim, menurut kesan saya, sarung hanya dipakai untuk salat. Makin banyak pria yang tak bercelana panjang di rumah. Namun di sejumlah lingkungan, di kota maupun desa, tentu masih banyak orang bertandang ke rumah tetangga dengan bersarung. Bahkan di lingkungan macam itu banyak orang sarungan naik motor.

Celana pendek pria dalam masa lalu Indonesia

Dari sejumlah foto lawas masa perjuangan karya Mendur Bersaudara (Ipphos) tampak bercelana pendek, dengan kemeja dimasukkan, dan bersepatu.

Saya menduga mereka anggota kepanduan, ormas pemuda, dan gerakan lain. Ada juga sih pria biasa sedang berbelanja dengan bercelana pendek dan bersepeda.

Dari foto Proklamasi 17 Agustus 1945, tampak seorang pria bercelana pendek memegangi bendera merah putih, membantu Latief Hendraningrat menaikkan Sang Saka Merah Putih. Dia adalah Suhud Sastro Kusumo, saat itu 25 tahun, seorang anggota Barisan Pelopor (Suishintai) yang bertugas menjaga keselamatan keluarga Bung Karno.

Celana pendek pria pada masa Revolusi

2 Comments

Junianto Sabtu 31 Agustus 2024 ~ 22.09 Reply

Banyak foto di konten ini, tak satu pun foto Paman kathokan cendhak. Pidihil Paman seneng kathokan cendhak.

Pemilik Blog Sabtu 31 Agustus 2024 ~ 22.50 Reply

Maka saya beruntung.
Tapi seorang saya jarang keluar kathokan cendhak.

Tinggalkan Balasan