Kesian Airin ya…

Forum pagi itu di depan rumah Kamso Kamsi seperti rapat meja bundar, yang menjadi properti sentrum adalah gerobak sayur. Tetapi semua hadirin berdiri. Ada Kamsi, Bu Satu, Bu Dua, Bu Tiga, dan Mbakyu Sayur. Topik mereka: Airin dibentak Megawati dalam acara pengumuman bakal cagub Banten di markas PDIP.

Sambil membetulkan keran dan penyemprot untuk menyirami tanaman, Kamso mendengar Mbakyu Sayur ngomel, “Kesian Airin, dibentak Bu Mega di depan umum.”

“Puan aja mungkin nggak pernah dibentak emaknya di depan umum,” timpal Bu Satu.

“Lagian Airin kan belum pindah PDIP, masih di Golkar,” sahut Bu Dua.

“Emak Banteng emang galak. Emang sih, itu partai punya dia. Semua orang partai adalah anaknya,” kata Bu Tiga.

“Saya bukan penggemar Airin, apalagi dia dari dinasti politik, mana lakinya jadi urusan KPK, tapi saya nggak rela dia digituin Bu Mega. Kesian emang,” sergah Kamsi.

“Gimana Oom Kam, Airin cantik kan? Masa orang secantik itu dibentak-bentak, pake disebut elu. Di arisan sini yang orangnya akrab aja nggak pernah bilang elu gue,” kata Bu Satu.

“Iya, cantik. Tapi kalo soal jangan dibentak kan berlaku buat orang cantik dan kurang cantik,” sahut Kamso yang menampakkan diri di pintu pagar.

“Tapi Airin bilang nggak papa kan, Oom. Dia nggak sakit ati, buat dia wajar seorang ibu gitu sama anaknya. Malah dia bilang mengagumi Mega. Gitu kan, Oom?” kata Bu Tiga.

“Iya. Sama satu lagi, Airin muji Mega sebagai presiden perempuan pertama Indonesia, lalu bilang setiap orang punya kekurangan,” sahut Kamso.

Mbakyu Sayur menyergah, “Oh, berani dia bilang gitu!”

¬ Gambar praolah: akun Instagram Airin