Beberapa kali saya mendapatkan nasi boks (atau boks nasi?) berlaukkan kerupuk udang mini buatan Finna. Maka saya pun langsung berprasangka produk ini untuk para penggeprek yang kurang suka melihat kerupuk udang panjang sejengkal.
Saya bukan termasuk penggeprek kerupuk udang. Mungkin karena sejak kecil mendapatkan sensasi dari kerupuk enak berukuran besar. Padahal untuk memakannya harus sedikit demi sedikit, kadang saya cuil dulu, namun saya tak menggeprek kerupuk menjadi kepingan tak beraturan.
Kenapa juga kerupuk utuh harus digeprek? pic.twitter.com/QLRFiKDiAe
— Gambar Hidup (@gbrhdp) May 16, 2022
Saya pernah menulis, kerupuk utuh dan geprekan rasanya sama. Utuh atau geprekan cuma soal visual dan kemudahan kunyah.
Tetapi untuk urusan visual, yakni ketampakan, saya yakin pengusaha jasa boga atau katering takkan mau menyertakan kerupuk udang geprekan dalam kantong plastik. Mereka mempertahankan sensasi kerupuk besar utuh di mata penyantap nasi boks.
Menugasi pegawai jasa boga untuk menggeprek kerupuk dalam plastik akan membuang waktu, lagi pula konsumen akan marah karena dua hal. Pertama: merasa dapat kerupuk cacat. Kedua: bagi sebagian penyantap nasi boks, kerupuk pecah itu merampas keasyikan dirinya menggeprek karena kelancangan pihak katering.
Maka muncullah kerupuk udang mini dalam kemasan 10 gram. Namun bagi penggeprek sejati, kerupuk mini ini pun mungkin masih layak digeprek sampai kantongnya meletus lalu isinya berhamburan.