Dalam kasus Kaesang dan Erina, Kompas bermain kontras

Dengan merujuk kehebohan kasus Kaesang Erina, laporan evaluatif Litbang Kompas terasa garang, melebihi gaya dan citranya selama ini. ¬

▒ Lama baca < 1 menit

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Dengan merujuk data, Kompas.id, lagi-lagi, mengangkat kasus Kaesang Pangarep dan Erina Gudono bermewah-mewah. Kesan saya Kompas mulai menaikkan tensi dirinya terhadap Jokowi yang dua bulan lagi selesai jabatan. Mmmm… justru karena Jokowi tinggal dua bulan?

Dari pilihan kata dalam judul, arah laporan Litbang Kompas jelas: menampilkan kesenjangan ekonomi.

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Maka tersebutkan dalam kapsi foto:

“Seorang warga memulung sampah di Kali Krukut yang membelah permukiman semipermanen padat penduduk di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2024). Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, dari total penduduk DKI Jakarta, 0,89 persen atau setara 95.668 jiwa di antaranya berada ke dalam golongan kemiskinan ekstrem.”

Dalam laporan tersebut juga ada infografik pendukung agar persoalan menjadi jelas.

Selain infografik, ada paragraf yang menyebutkan:

“Upah guru honorer di Daerah Khusus Jakarta berkisar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per bulan, sedangkan untuk wilayah lainnya nilai honornya jauh lebih rendah lagi. Nominal upah tersebut apabila dihadapkan dengan unggahan foto kue Erina tentu saja akan mengusik benak berbagai kalangan masyarakat secara luas.”

Juga tersebutkan, dana tabungan masyarakat yang terkumpul pada April 2024 mencapai Rp8.703 triliun. Sementara anggaran megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) bakal menelan Rp466 triliun. Artinya, simpanan masyarakat setara 18 kali megaproyek IKN.

Kemudian dari angka tadi Kompas.id menyampaikan:

“Dari nilai tabungan tersebut, 53,9 persennya atau Rp 4.691 triliun adalah milik dari sekitar 40.000 orang. Mereka adalah nasabah yang memiliki tabungan lebih dari Rp 5 miliar. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa lebih dari separuh kekayaan yang ada di republik ini dikuasai oleh puluhan ribu orang saja.”

Adapun lanjutan tinjauannya adalah macam ini:

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Kemudian paragraf berikutnya berjudul “Realitas kaya semakin kaya”:

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Tentu pengutipan sepotong kemudian melompat ke potongan lain tak memperjelas masalah. Mungkin malah bisa menyesatkan. Maka silakan langsung membaca artikel tersebut.

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Bisa saja ada pembaca yang menyoal apakah Litbang Kompas hanya memanfaatkan isu Kaesang Erina untuk judul?

Dalam laporan itu tersimpulkan, “Artinya kemajuan pembangunan yang dicapai Indonesia saat ini mayoritas terkumpul pada kelompok-kelompok mapan dan kaya.”

Kemudian, “Sebaliknya, kelompok menengah ke bawah harus puas untuk menikmati stagnasi kondisi perekonomian ini sembari bersiasat menghadapi tuntutan kebutuhan yang kian mahal.”

Setelah itu…

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Lantas dalam akhirulkalam tertulis:

Kasus Kaesang dan Erina di tengah kondisi ekonomi rakyat

Bagi saya, untuk ukuran Kompas dan citranya selama ini, laporan evaluatif ini galak. Namun sekali lagi sebaiknya Anda membaca laporan tersebut secara lengkap.

¬ 🙏 Mohon maaf untuk Kompas, semoga Anda tak menggugat pemilik blog ini karena telah melanggar hak cipta, mengutip melebihi kewajaran. Terima kasih.😇

Tinggalkan Balasan