Menurut prakiraan cuaca pada layar ponsel, hari ini biasa saja. Cuma berawan. Tetapi Kamsi uring-uringan. Biasa, soal Jokowi dan keluarganya. Itu terjadi sejak MK meloloskan Gibran sebagai cawapres. “Bahkan misalnya dia jadi cawapres buat Anies atau Ganjar, aku milih golput,” dia berujar suatu kali.
Hari ini ini Kamsi masih bersungut-sungut. Padahal sudah jelas, putusan MK-lah yang dirujuk Pilkada 2024.
Saat memantau berita demo, dia menanya suami, ke mana Kaesang. Kamso menjawab lihat saja Instagram anak itu atau bininya. Entahlah Kamsi melakukannya atau tidak, karena Kamso pun malas melakukan.
Pagi tadi Kamsi uring-uringan lihat berita di medsos, karena Kaesang dan istrinya, “Ternyata kiya-kiya, naik private jet pula, pamer beli barang mahal.”
“Ha mbok biar, wong nggak pake duit hasil nipu orang. Nggak kayak Anissa Hasibuan yang foya-foya pake uang setoran umrah orang lain,” sahut Kamso.
“Bapaknya sih bergaya sederhana. Tapi ibu-ibu kan tahu tas ibunya dan mbakyunya, Mas. Gitu juga istrinya!”
“Lha apa salah para perempuan itu?”
“Tapi Kaesang nggak peduli negara hampir kacau, ada orang orang dipukuli polisi, gara-gara dia. Itu namanya nggak tau diri! Huh!”
“Lha mungkin udah direncanakan lama, nggak tau kalo ada sidang DPR bahas pilkada.”
“Halah! Itu bukan penerbangan komersial biasa. Pake first class pun gak bisa atur waktu semaunya. Itu private jet, Mas!”
“Lha terus maunya Jeng dia harus gimana?”
“Ya diem aja, nonton TV di kantor PSI!”
“Napa nggak Jeng bayangin nonton di pos satpam entah di mana?”
“Lalu difoto orang, muncul di medsos, buat pencitraan. Huh, trik kuno. Kayak bapaknya!”
“Berat ya Jeng jadi Kaesang, juga Gibran dan Bobby. Apa pun yang mereka lakukan salah…”
“Pokoknya Mas, anak tukang kayu yang nggak neko-neko manfaatin posisi bapaknya cuma tokoh yang lahir di Betlehem!”
“Lhooo… Dua ribu tahun lalu belum ada pilkada maupun pilpres. Dulu belum ada anak kelahiran Tosuro, Kleco, Jebres, Sumber, Serengan, atau manalah yang mbagusi ngglèlèng, kayak yak-yak’o, padahal cuma cèngcèngpo cocoméo…”
“Mas ngomong apa sih?”
4 Comments
Kiya-kiya!
Cah Serengan tidak (pernah) mbagusi, boten nggleleng, tur bukan cuma cocomeo cengcengpo! Jangan mitnah dong, Paman, eh Om!
Paman eh Om Kamso kok mbela Joko Widodo dan keluarganya terooos, to?!
Waktu Lik Jun di Sby sering ke Kiya kiya ya?
Waktu Lik Jun di Sby sering ke Kiya kiya ya?
BTW kok Lik Jun anggap Oom Kam suka mbela Jokowi kenapa to? 😜
Boten nate ke Kiya kiya Surabaya.
Om Kam (sok) membela Joko Widodo, coba tanya ke Tante Kam, pasti dia jawab iya pakai tanda penthung.