Presiden Jokowi minta Gerindra menambah jatah kursi menteri untuk PAN karena dalam tiga kali pilpres, PAN selalu mendukung Prabowo Subianto.
Hal itu Jokowi katakan dalam pidato di depan peserta Kongres VI PAN di Jakarta, kemarin (23/8/2024). Kabar yang beredar selama ini menyebut jatah PAN nanti empat kursi menteri dalam kabinet Prabowo, termasuk untuk Ketum Zulkifli Hasan.
Bagaimana kita melihat ucapan itu? Bisa salah satu atau gabungan dari butir-butir ini:
- Cuma guyon politik di depan lingkungan yang dia akrabi
- Boleh juga dianggap guyon serius, terutama oleh Koalisi Indonesia Maju
- Kalau dianggap guyon serius, bisa menjadi hak tagih bagi PAN karena Jokowi mengucapkanya secara terbuka, ibaratnya diketahui semua rakyat
Akan tetapi khalayak bisa mempertanyakan sejumlah hal, misalnya:
- Secara formal, bukan de facto, apa posisi Jokowi dalam koalisi pendukung Prabowo-Gibran?
- Pantaskah Jokowi mengucapkan gurauan secara terbuka, berisi permintaan tambahan jatah kursi menteri PAN kepada Gerindra?
Terhadap dua soal itu bisa saja muncul tanggapan, “Lha wong PAN dan Gerindra saja bisa santai, biasa saja, kenapa sampean rewel?”
Ini bukan masalah PAN, Gerindra, dan KIM, melainkan soal kepatutan seorang kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Soal êmpan papan, kata orang Jawa.
Seorang presiden, apalagi menjelang akhir masa jabatannya, mestinya berpijak pada kenegarawanan: dirinya milik semua rakyat, bukan segolongan partai.
Gaya Jokowi di depan PAN adalah goresan Stabilo, atau merek lain spidol¹ highliter, bahwa dirinya adalah seorang penguasa yang berhak cawe-cawe di luar kewenangannya. Sebuah afirmasi tanpa malu-malu terhadap hal yang sudah diketahui rakyat. Sekaligus sebuah pedagogi politik secara sesat untuk rakyat.
¹) Spidol mulanya juga merek marking pen
¬ Gambar praolah: Merdeka.com
3 Comments
Joko Widodo kok dikon empan papan!
Huh!
Lha dia kan ahli kayu, sekolah di kehutanan, mestinya paham papan to, Lik
🤣🤣🤣🤣🤣