Raja Jawa yang disegani Bahlil

Ternyata kemarin (Kamis, 22/8/2024) Ketum Golkar Bahlil Lahadalia tak menyebutkan nama Joko Widodo maupun anaknya, Gibran Rakabuming, saat mengumumkan pengurus baru partai. Entahlah apakah dalam perjalanan waktu nama keduanya, setidaknya Jokowi, akan masuk.

Akan tetapi tetap ada satu hal menarik sebagai intermeso politik pekan ini, yakni Raja Jawa yang disebut Bahlil saat berpidato di Munaslub Golkar. Sebutan tersebut mengundang tafsir siapakah orang yang termaksud.

Bahlil mengelak, “Saya kasih tahu, sudah banyak dan sudah lihat kan barang ini. Tidak perlu saya ungkapkanlah tidak perlu.” (¬ CNBC Indonesia)

Saat ini masih ada raja dan istana di Pulau Jawa. Misalnya di Yogyakarta dan Surakarta. Pidato Bahlil bisa dianggap sensitif, kurang sopan, oleh sebagian orang Jawa yang punya pertautan kultural maupun apalagi kekeluargaan dengan keraton. Karena ada sebutan dua kata, yakni raja dan Jawa.

Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang juga gubernur DIY, tatkala dimintai komentar menjawab, “Urusannya apa (soal pidato Raja Jawa)? Tidak tahu saya soal pidato itu.” (¬ Tempo.co)

Sedangkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, “Saya ketawa, ketawanya, sudah dia ngomong Raja Jawa. Kayak dia mengerti artinya Raja Jawa, dia kan orang Papua. Makanya saya langsung sambil sarapan ketawa, wih.”

Kemudian, “Aku mau kenalan juga deh sama Raja Jawa-nya. Sejak kapan ada Raja Jawa? Awas kamu ya diplintir-plintir. Kapan ada Raja Jawa-nya.” (¬ Antara)

Adapun Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi, “Itu ‘kan pernyataan politik di partai politik. […] Silakan ditafsirkan masing-masing.” (¬ Antara)

¬ Gambar praolah: Picsart, BPMI Setpres, Reuters