Harto ancam gebuk, Jokowi ancam gebuk dan gigit

Menyamakan Jokowi dengan Harto itu menyenangkan. Tinggal memilih contoh yang dirasakan tjotjok.

▒ Lama baca < 1 menit

Ancaman Soeharto dan Jokowi terhadap lawan

Inilah inti daripada soal yang mana adalah merupakan ancaman seorang presiden:

  • Presiden Soeharto pernah mengancam untuk menggebuk lawan
  • Presiden Jokowi juga pernah mengancam untuk menggebuk, malah dua kali
  • Jokowi pernah mengancam aman menggigit

Semuanya faktual, namun harus dilihat konteks ancaman tersebut terucapkan.

Presiden Soeharto mengancam, “Secara konstitusional silakan melakukan apa saja, sampai mengganti saya; jalannya sudah ada yaitu melalui cara konstitusional… tetapi kalau dilakukan di luar itu, apakah ia seorang pemimpin politik atau sampai jenderal sekali pun, akan saya gebuk!”

Hal itu diucapkan daripada yang mana Harto, dengan tertawa, dalam pesawat terbang sepulang dari Uni Soviet dan Yugoslavia, September 1989. Kalimat yang diingat orang adalah,”Akan saya gebuk!”

Dua puluh delapan tahun kemudian, setelah Harto digantikan empat presiden, Presiden Jokowi mengancam akan menggebuk: “Saya katakan kepada Kapolri jangan terpengaruh pakai hitung-hitungan yang lain. Kalau ada bukti silakan ditindak. Kalau gebuk, ya gebuk saja! Jangan sampai ragu-ragu. Organisasi yang sudah jelas bertentangan dengan Pancasila, UUD 45 dan hukum harus ditindak.”

Jokowi mengatakan hal itu di depan para pemimpin redaksi media berita, di Istana Negara Jakarta, Mei 2017. Yang Jokowi maksudkan adalah HTI dan FPI — dan juga komunis. Dua hari kemudian (19/5/2019), Jokowi mengatakan hal serupa di depan 1.500 prajurit TNI di Natuna, Kepri. Kalimat yang melekat di benak publik: “Gebuk!”

Akhirnya pekan lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memutarkan rekaman suara Jokowi bahwa dirinya akan menggigit siapa pun melalui KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung.

Kapan dan kepada siapa ancaman itu ditujukan? Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menjelaskan, Jokowi mengatakan hal itu dalam Rakornas Forkopimda di Sentul, Kabupaten Bogor, Jabar, November 2019.

Saat itu Jokowi mengingatkan aparat pemerintah untuk mendukung penciptaan lapangan kerja. Katanya, “[…] Jangan ada yang bermain-main, saya sudah wanti-wanti betul. Kalau ada yang main-main, akan saya gigit sendiri. […] Bisa lewat KPK, Kapolri, Kejaksaan, bisa saya bisikkan di sana ada yang main-main.”

Maka banyak pihak mengkritik Hasto karena mengatakan rekaman itu adalah bukti upaya Jokowi menekan sejumlah pihak dengan memanfaatkan Polri, KPK, dan Kejaksaan Agung.

Sampai di sini semuanya jelas. Lalu?

Bagi pihak pro-Jokowi, cara Hasto tidak elok. Dari penentang Jokowi — termasuk yang pernah mendukung — meski tahu duduk soal tetap ada yang tertawa. Menyamakan Jokowi dengan Harto itu menyenangkan. Tinggal memilih ilustrasi, tepatnya contoh, yang dirasakan tjotjok. Putus cinta dan patah hati, lalu masing-masing pihak kecenthok, jelas memperburuk komunikasi.

Nggak fair dong? Ehm.

¬ Gambar praolah: hak cipta Soeharto belum diketahui, hak cipta Jokowi oleh Antara

3 Comments

Pemilik Blog Rabu 21 Agustus 2024 ~ 00.09 Reply

Sinten niku? Panjenengan tepang, Lik?

Junianto Rabu 21 Agustus 2024 ~ 07.31 Reply

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Tinggalkan Balasan