Saya sering melewati spot ini, saat berjalan kaki maupun bersepeda, namun baru kemarin menjelang senja saya menyadari ada kober kecil, hanya berisi dua kijing, terselip di antara rumah dan toko. Kober adalah sebutan orang Betawi dan Bekasi untuk kuburan.
Kober dengan lahan berbentuk trapesium, dipagari tembok setinggi satu seperempat meter, ini di tepi Jalan Raya Kecapi, Pondokmelati, Kobek (Kota Bekasi), Jabar. Meskipun memakai nama raya, jalan ini tidak lebar amat.
Akan tetapi sebagai jalan raya, jalan yang diapit permukiman padat ini ramai. Bahkan pada pagi hari ruas jalan di depan Pasar Kecapi sulit disibak oleh mobil.
Di area saya ada sejumlah kober kecil, termasuk bong Cina, terselip di antara rumah-rumah dalam perkampungan padat. Kemarin sebelum melewati kober ini, saya menyusuri labirin yang belum pernah saya masuki, melewati kober kecil yang terjepit rumah warga. Seperti biasa ada tulisan dilarang membuang sampah.
Umumnya kuburan berada di tepi kampung atau desa. Jika permukiman tumbuh terus, kuburan akan berpikir di tengah, bukan di pinggir. Dulu saat kuliah, mahasiswa KKN generasi saya mendapatkan kopian peta desa bikinan US Army sebelum Indonesia merdeka dari PUSPICS UGM. Dalam peta, posisi makam di luar desa.
Tetapi kober di tengah kampung tampaknya sejak awal demikian. Ahli waris menguburkan anggota keluarga di lahan sendiri. Saya belum mempelajari apakah untuk hari ini dimungkinkan oleh aturan.
3 Comments
Lha ya itu, sudah saya cek di KBBI, ada.🙈
Lagi-lagi saya telat tahu, kali ini kata kober, yang berarti kuburan. Jiaaan aku iki pancen embuh, Paman.
Wajar. Bukan embuh. Pendatang di Jakarta Raya juga belum tentu tahu karena anak muda Betawi kota setahu saya jarang bilang kober. 🙏
Eh, di KBBI juga ada tuh 😇
Dulu ada angkot dari kompleks ke Pasar Pondokgede, kalo mau lewat kuburan Kodau sopir nanya, “Ada yang turun kober nggak?”