Tadi malam, oh baiklah kemarin malam, seorang ibu, teman istri saya, menitipkan sepeda motor Honda PCX untuk kesekian kalinya. Saya tidak pernah mencoba motor itu. Namun saya terkesan oleh kuncinya yang seperti mobil masa kini: keyless entry.
Terkabarkan, Honda PCX dan Yamaha NMax itu lebih aman. Maling sulit menggondolnya karena tak dapat menghidupkan mesin. Harga kedua motor itu masing-masing mulai Rp33 juta.
Satu hal yang menjadi pertanyaan saya, berapa harga kit pengaman antimaling pada kedua jenis motor itu? Lalu, berapa pun harganya, kenapa kit antimaling tidak diterapkan pada motor lain yang lebih murah, sebagai opsi berharga plus?
Mungkin pertanyaan saya naif karena persoalannya bukan cuma kit tetapi soal kelistrikan atau apalah pada motor yang lebih murah. Tidak bisa asal pasang.
Atau begini saja, kenapa tak semua motor dibuat antimaling? Jika penerapan itu akan menambah harga jual, kalau semua motor naik harga mungkin bukan masalah. Bahwa penjahat meningkatkan ilmu pembobolan, itu soal klasik. Pabrikan juga meningkatkan diri.
Di beberapa negeri maju ada asuransi kehilangan untuk sepeda. Apakah di Indonesia dapat diterapkan untuk motor sebagai hal wajib? Kalau motor tanpa pengaman antimaling akan ditolak.
Namun bagi pemilik motor, boleh jadi masalahnya ini: kalau punya motor antimaling buat apa diasuransikan. Lebih penting asuransi motor dibegal, karena kecurian dan dibegal adalah dua hal berbeda.
Memang sih asuransi dibegal belum tentu memadai kecuali dilengkapi asuransi disabilitas dan asuransi jiwa. Maaf, urusan menjadi mengerikan. Begal akan makin bengis karena pihak mangsa dilindungi asuransi, tak hanya kendaraannga tetapi juga jiwa dan kelangsungan hidupnya. Lebih penting memberantas begal motor, bukan membebani pemotor dengan aneka ketidaknyamanan.
Entahlah bagaimana baiknya. Menurut Otomotifnet pekan ini, sistem pengaman motor Honda PCX maupun Yamaha NMax masih bisa dibobol maling. Itu dengan catatan, kalau untuk menghidupkan mesin butuh waktu maka maling akan menuntun motor colongan.
Menurut Kepala Bengkel Honda Zirang Motor Semarang, Nurhadi Muslim, dalam artikel tersebut, “[…] belum ada teknologi atau alat pencurian yang bisa langsung menghidupkan mesin. Sebelum target dibawa kabur, seringnya ketahuan, aksi gagal, dan ketangkap basah.”
2 Comments
Jadi ingat, motor matic anak warung (karyawan warung istri saya) hilang dini hari, beberapa hari lalu, saat dia dolan ke kos kawannya di lokasi jauh dari warung. Sudah begitu, STNK dia taruh di bawah jok motor🙈.
Motor itu hasil kredit dengan jangka waktu tiga tahun (36 bulan), dan baru diangsur lima kali. Hari-hari ini dia sibuk mengurus asuransi tapi tampaknya bakal tak sesuai harapan. Penyebabnya, pihak asuransi menyoal STNK yang ikut hilang dicuri.
Wah ndhèrèk prihatos. Nian cotho saestu. Sebaiknya STNK jangan jadi satu dengan motor. Emang repot kalo yang pake gonta-ganti. Kalo ditaruh di dompet gantungan kunci bisa copot lalu jatuh di jalan.