NPL: Memotret bocah tidur di pinggir jalan nan ramai (2008)

Dulu isu jurnalisme warga melalui blog seperti mantra. Mungkin karena smartphones dan ragam platform masih terbatas.

▒ Lama baca < 1 menit

Memotret anak tidur di Bunderan Slipi Jakarta

Saat mendapati posting ini saya heran juga, ternyata pernah memotret seorang anak sedang tidur di tepi jalan, di Bundaran Slipi, Jakarta, pada 2008. Enam belas tahun silam.

Tentu saat itu saya memotretnya bukan dengan ponsel karena BlackBerry yang saya miliki masih buruk kualitas kameranya. Saat itu mengeposkannya untuk blog juga masih memakai kalau bukan laptop ya desktop. Tidak seperti sekarang, memotret, mengolah gambar, dan mengeposkan untuk blog saya lakukan dalam ponsel.

Saya ingat, memotret anak tidur itu dengan kamera saku sederhana berlensa Leica. Lalu mengapa saya memotret anak itu?

Impulsif saja. Tak ada niat merayakan gairah atas jurnalisme warga yang saat itu menjadi mantra bloger. Saya tak merasa sebagai jurnalis warga apalagi dengan bermegah diri — namun di mata orang lain tampak berpongah diri.

Tulisan saya untuk menyertai foto pun kurang jelas, itu gerutu atau letupan frustrasi terhadap isu keadilan sosial. Mungkin karena faktor usia juga.

Saya tak tahu kenapa waktu itu tak mengeposkannya untuk Twitter atau Facebook. Tampaknya dunia saya memang blog. Suatu hal yang membuat orang lain geli sekaligus terharu lantaran kasihan.

Tinggalkan Balasan